Wednesday 26 September 2007

6 LANGKAH MERAIH SUKSES

Semua manusia ingin menjadi orang yang sukses. Kita harus mengerti bahwa kesuksesan itu tidaklah akan jatuh dari atas langit kepada kita. Ada usaha untuk meraih kesuksesan itu.
Tuhan telah menyediakan masa depan penuh dengan pengharapan tetapi kita tidak dapat hanya berpangku tangan diam menunggu masa depan, Tuhan ingin supaya kita bertindak !
Ada 6 tips untuk meraih sukes :

1.Sukses Adalah Rancangan Tuhan (YER 29:11) - Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.Kita tidak boleh menyerah dan berhenti untuk meraih rancangan yang indah yang telah Tuhan sediakan untuk kita.

2.Sukses Tidak Datang Begitu Saja (AMS 13:4) - Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.Kita wajib berusaha dan tidak menunggu datangnya kesuksesan, yaitu dengan langkah berdoa dan rajin bekerja.

3.Sukses Diawali Dengan Belajar (AMS 19:2) - Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah.Belajar bukan hanya di sekolah melainkan di mana saja dan kapan saja, berarti seumur hidup kita adalah masa untuk belajar, belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan dan ilmu yang akan berguna untuk meraih kesuksesan

4.Sukses Perlu Perjuangan (2TES 3:10) - Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.Ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kesuksesan, baik tenaga, waktu, pikiran, kesabaran, ketekunan, kerajinan, semangat, dan lain-lain. Bila tidak ada perjuangan membayar harga maka tidak akan ada hasil.

5.Sukses Perlu Campur Tangan Tuhan (2TAW 26:5) - Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil.Kita butuh campur tangan Tuhan untuk meraih kesuksesan, hal ini adalah hal yang mutlak sebab tidak ada seorang manusia pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya sendiri kalau tidak dikaruniakan kepada kita dari Sorga.

6.Jangan Membuang Waktu (EF 5:15) - Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.Waktu terus berjalan, kita tidak menunggu waktu, sehingga kita wajib dengan bijak menggunakan segala waktu yang ada saat ini, jangan membuang waktu secara percuma.

MENGATASI AJARAN SESAT

Menang Atas Ajaran Sesat 1
MENANG ATAS AJARAN SESAT
Matius 18 : 7 –9
I.
PENDAHULUAN
Sesat diukur seringkali karena ketidaksukaan, ketidaksetujuan atau juga karena kebiasaan yang berbeda dengan kebiasaan kita. Jadi sesat seringkali didefinisikan sebagai sesuatu yang tidak disukai atau diluar kebiasaan. Contoh : bagi banyak orang Protestan, kharismatik itu sesat dan masih banyak contoh-contoh yang lain di dalam gereja. Gereja memang sangat penting karena melalui gerejalah kita mendapatkan kekuatan dan bertumbuh di dalam iman. Tetapi bukan gereja yang menuntun kita ke sorga karena hanya Yesuslah yang menuntun kita ke sorga.
Yang dianggap sesat itu sebenarnya hanyalah sebuah perbedaan.
Alkitab katakan “kamu sesat karena tidak mengerti kitab suci dan kuasa Allah”. Jadi orang yang sesat itu adalah yang melanggar Firman Tuhan dan tidak hidup di dalam kebenaran. Tetapi orang yang memegang Firman Tuhan dan berjalan dalam kebenaran, itulah yang akan masuk ke dalam sorga.
Pertanyaannya, apa perbedaan sesat dan jahat? Jawabannya adalah bahwa sesat itu tidak ada niat, tetapi orang jahat kalau mau berbuat kejahatan pasti ada niat terlebih dahulu. Contoh : orang yang tersesat di jalan. Orang itu tidak ada niat untuk tersesat.
Alkitab berkata, bahwa penyesatan harus ada. Kenapa Tuhan tidak menghambat penyesatan? Tuhan mengijinkan penyesatan karena manusia mengeraskan hati. Alkitab berkata bahwa “kalau Roh Kudus berbicara, jangan keraskan hati”. Alkitab juga berkata bahwa “iblis menyamar sebagai malaikat terang”. Iblis akan mencoba menyesatkan, tetapi selama manusia tidak mengeraskan hati dan mendengar tuntunan Roh Kudus, manusia itu tidak akan tersesat. Tetapi karena manusia mengeraskan hati, oleh karena itu penyesatan harus ada. Tidak ada jalan lain, kalau manusia mengeraskan hati pasti dia tersesat.
Alkitab berkata bahwa, “jika tangan atau kakimu menyesatkan engkau, maka penggallah dan buanglah, atau jika matamu menyesatkan engkau maka cungkillah dan buanglah itu”. Ayat ingin menggambarkan sesuatu yang tegas. Artinya jika kita tahu sudah masuk ke dalam suatu ajaran yang sesat, (ajaran sesat itu jebakan) kita harus berani keluar, apapun resikonya, karena kalau kita tidak keluar, kita akan binasa.
Iman adalah benteng kekristenan. Oleh sebab itu Alkitab berkata “ketika Anak Manusia kembali, masih adakah iman di bumi“. Yesus tidak berkata “masihkah ada gereja”, karena yang menyelamatkan bukanlah gereja tetapi iman. Tanpa iman tidak seorangpun berkenan kepada Allah (Ibrani 11 : 6). Orang benar akan hidup oleh iman (Roma 1 : 17). Oleh karena itu Paulus berkata “hidup yang kujalani sekarang bukan hidup karena melihat tetapi hidup karena percaya dan itu berarti hidup oleh iman.
Musuh kita iblis, memang akan selalu berusaha meruntuhkan benteng iman itu.
Tetapi selama kita punya iman, kita akan melihat mujizat.
Ada 2 hal yang iblis akan kerjakan :
a.
Menyerang dengan hal-hal duniawi (dosa dan kesenangan dunia).Iblis menyerang dengan pesta pora, judi, perzinahan, dan segala kenikmatan dunia supaya kalau kita hidup dengan kenikmatan dunia, kita tidak akan hidup di dalam Firman. Ingat, Alkitab berkata bahwa iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran akan Firman Kristus. Dosa itu seperti benalu yang menggerogoti iman kita.
b.
Menyerang dengan hal-hal “rohani “ (ajaran-ajaran palsu).Kalau iblis sudah menyerang kita dengan hal-hal dunia tetapi kita tidak goyah, maka ia akan menyerang dengan hal-hal “rohani“ (ajaran-ajaran palsu) sehingga kita disesatkan. Kelihatannya berhubungan dengan Tuhan sehingga kita berpikir ada di jalan yang benar, padahal sebenarnya kita semakin jauh dari Tuhan.

II.
TIMBULNYA AJARAN SESAT
Akar dari segala ajaran sesat adalah iblis, namun bagaimana ajaran-ajaran sesat dapat masuk ke dalam kehidupan orang percaya ?
1.
Ketidakmengertian (Matius 22 : 23-29).Alkitab berkata “umatKu binasa karena tidak mengenal Allah”. The people parish because there is no vision. Karena tidak mengenal Tuhan sehingga tidak ada visi di dalam kehidupan. Visi bukan sekedar pemahaman tentang Tuhan tetapi pemahaman tentang Tuhan dari keakraban denganNya. Jadi visi adalah mengenal karena kita mengalami perjumpaan dengan Dia.
Yesus memberikan defisini yang jelas, yaitu : “kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti kitab suci maupun kuasa Allah“. Artinya jika kita tidak mau tersesat, selain kita harus hidup dengan Firman, kita juga harus punya pengalaman pribadi. Kedua hal ini harus berjalan bersama-sama dengan seimbang. Karena kalau hanya salah satu yang dijalankan, maka kita akan tersesat. Iblis itu licik, dia mau menyerang dan menghancurkan. Alkitab berkata “jangan beri kesempatan kepada iblis“. Dan itu bukan sekedar kita hidup dalam dosa, tetapi juga kalau kita tidak mengerti kitab cusi dan kuasa Allah.
2.
Tidak adanya pengalaman dalam mengiring Kristus (Ayub 42 : 5).Pengalaman pribadi dan pengalaman dalam mengiring Kristus adalah dua hal yang harus berjalan bersama, karena kalau hanya pengalaman saja, maka kita akan menjadi “aneh“. Tetapi ingat, seringkali pengalaman pribadi, kita paksakan menjadi dogma sehingga orang lain juga harus mengikutinya. Pengalaman itu penting, tetapi tidak boleh menjadikan pengalaman pribadi kita dengan Tuhan menjadi suatu teori. Tuhan adalah Allah yang kreatif, sehingga pengalaman pribadi kita berbeda dengan pengalaman orang lain dengan Tuhan.
3.
Terpengaruh dengan tanda-tanda ajaib dan mujizat (2 Kor 11:3, Mat 24:23-24)Alkitab berkata, “waspadalah karena iblis menyamar sebagai malaikat terang“. Untuk orang-orang yang tidak bisa disesatkan dengan dosa, iblis mencoba menyesatkan dengan hal-hal yang kelihatan “rohani“. Yesus sumber segala mujizat. Hidup dalam Yesus pasti akan mengalami mujizat tetapi mujizat tidak selamanya dari Yesus. Di dalam ajaran sesat, terdapat mujizat juga.
4.
Mencari jalan yang mudah untuk mencapai tujuan (Matius 4:5–7).Ajaran-ajaran sesat itu mempunyai cara “short cut”. Mereka mengajarkan bahwa untuk hidup benar didalam Tuhan pasti ada cara yang mudah sehingga pengikutnya tidak perlu “repot”. Ingat, iblis mencoba menawarkan “short cut” kepada Yesus waktu Yesus dicobainya. Tetapi Yesus tidak mau mengambil jalan pintas. Tidak ada jalan yang mudah untuk meraih mujizat. Semua mujizat membutuhkan perjuangan, kebenaran dan kesucian.
5.
Karena menjadikan “benar“ menjadi “kebenaran“ (Yohanes 8 : 30–32).Personal berbeda dengan general. “Benar“ kadangkala hanya untuk kelompok tertentu.
Kita tidak bisa paksakan apa yang kita anggap benar, menjadi sebuah kebenaran. Masing-masing orang punya apa yang dianggapnya benar. Tetapi kebenaran itu sifatnya universal. Ajaran sesat itu kadangkala menjadikan kebenaran, hal-hal yang sebetulnya hanya “benar“.
Masing-masing orang punya pengalaman pribadi dengan Tuhan, tetapi tidak semua pengalaman pribadi itu, cocok untuk diterapkan kepada orang lain. Dalam Yoh. 8:32 berkata, “Bukan yang benar yang memerdekakan kita tetapi kebenaran”.
6.
Karena “membatasi“ kuasa Allah (Yohanes 3:34).Ada beberapa ajaran yang berkata bahwa “Yesus terlalu suci untuk didatangi” sehingga perlu nabi lagi yang menjadi perantara. Ajaran yang benar sebenarnya hanya sederha, yaitu kita percaya bahwa Tuhan bisa berbuat apa saja. Hanya oleh iman kita bisa melihat gunung dipindahkan artinya mujizat Tuhan dicurahkan. Oleh karena itu Allah memberikan RohNya dengan tidak terbatas.
7.
Tidak berani bayar harga (Lukas 21:17–19).Barangsiapa yang mengiring Yesus, harus melewati aniaya. Alkitab berkata, barangsiapa berani kehilangan nyawanya, justru akan mendapatkannya. Ketika kita mengiring Kristus (bukan karena kesalahan/kebodohan kita), memang ada harga yang harus kita bayar.
Ajaran-ajaran sesat selalu akan mencoba mengurangi harga yang harus kita bayar. Selalu memberikan iming-iming supaya hidup Kristen kita menjadi mudah. Padahal hidup Kristen tidaklah mudah, jalannya sukar, tetapi justru dibalik jalan yang sukar itu, kita akan melihat kemenangan yang besar.

III.
SASARAN AJARAN SESAT
1.
Mendatangkan perpecahan.Jika ada perpecahan, pasti tidak ada damai sejahtera. Selanjutnya jika damai sejahtera sudah tidak ada lagi, maka pasti akan ada yang menjadi “tawar hati”, ada juga yang kecewa sehingga timbul perpecahan. Dimana ada perpecahan, iblis akan berpesta pora.
2.
Mendatangkan kebingungan.Iblis senang dengan orang-orang yang bingung. Iblis memakai ajaran-ajaran sesat untuk membingungkan orang percaya, sehingga orang-orang percaya menjadi “tawar“ dan merasa bahwa sudah tidak ada gunanya lagi masuk ke gereja.
3.
Melemahkan iman dan membunuhnya.Ajaran sesat akan melemahkan iman dan akhirnya membunuhnya.
4.
Menjauhkan kita dari kebenaran.Kita sudah belajar bahwa kebenaran akan memerdekakan. Berarti kalau kita tidak hidup dalam kebenaran, kita akan hidup terbelenggu
5.
Menyeret kita dalam kebinasaan.Alkitab berkata,“iblis datang sebagai pencuri yang mencuri, membunuh dan membinasakan“. Dia mencuri perhatian kita, membunuh iman kita sehingga dia dapat membawa kepada kebinasaan.
IV.
PENUTUP
Sebagai orang percaya kita harus waspada, bergantung terus pada Firman dan hidup dalam doa serta berjalan dekat dengan Tuhan.(dan/em)
Pdt. Gilbert Lumoindong




Ajaran Sesat #2
PENYESATAN HARUS ADA NAMUN CELAKALAHYANG MENGADAKANNYA
(Lukas. 17:1-7, 2 Korintus 11:12-15)
I.
PENDAHULUANAlkitab berkata bahwa kalau saudara kita berbuat dosa, haruslah ditegor. Tetapi seringkali banyak orang ketika melihat orang berdosa, suka menghakimi dan menjadikannya bahan gosip. Itu adalah tindakan yang jahat. Tetapi Alkitab tegas berkata bahwa kalau orang berdosa harus ditegor.
Ada dua reaksi orang kalau ditegor. Pertama, senang jika ditegor sehingga dia berterima kasih dan yang kedua menjadi marah.
Dalam kita menegor seseorang yang bersalah atau seseorang yang berdosa, jika orang itu marah, maka ada dua hal yang terjadi. Yang pertama, kita tidak akan disukai. Karena pada dasarnya orang yang ditegor akan merasa tidak nyaman. Kedua, orang yang ditegor menjadi marah karena cara kita menegor yang salah. Oleh karena itu, orang yang bersalah atau berdosa, memang harus ditegor, tetapi dengan cara yang benar.
Alkitab berkata “jika saudaramu berbuat dosa, tegor dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia“, jangan mendendam. Bahkan Alkitab berkata,“jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata : Aku menyesal, engkau harus mengampuninya.“. Angka tujuh berbicara kesempurnaan. Jadi ayat ini berbicara bahwa, kita jangan mendendam atau jangan menyimpan kesalahan/dosa orang lain. Tetapi kita harus selalu mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
Pendiri-pendiri ajaran sesat seperti Saksi Yehova, Mormon, Christian Science, dll, dalam sejarah hidupnya rata-rata memiliki kepahitan. Jadi ajaran sesat itu awalnya memang karena orang yang sakit hati dan mengalami kepahitan sehingga dia mulai membelokkan ajaran.
Lukas 17:1-7, dalam ayat-ayatnya intinya berbicara mengenai ajaran sesat, menegor, mengampuni tetapi dalam Lukas 17:5, rasul-rasul berkata “tambahkanlah iman kami”.
Sebenarnya apa hubungan antara ajaran sesat, menegor dan mengampuni dengan iman?
Imanlah yang bisa membuat kita mengampuni, iman yang membuat kita berani menegor dan sekaligus mau ditegor, dan imanlah yang menjadi kekuatan bagi kita agar tidak terpengaruh oleh ajaran sesat. Ajaran sesat itu benalu bagi kita dan sasarannya adalah iman kita. Karena Yesus berkata “...pada saat Aku kembali, masihkah ada iman?“ Jadi sebenarnya kuncinya adalah iman.
Tuhan Yesus berkata “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja,...“. Biji sesawi memang bijinya kecil, tetapi kalau ditanam di tanah yang baik, maka ia akan tumbuh menjadi pohon yang besar. Artinya kalau iman kita tertanam pada tanah yang baik (ajaran yang sehat), maka iman kita akan bertumbuh. Orang yang tertanam dalam Firman Tuhan, ia akan berbuah lebat.

II.
MUNCULNYA AJARAN SESAT (Ibr. 1:1-3)
Minimal dalam kehidupan ini ada 3 pemisahan zaman dalam ajaran sesat.
1.
Zaman Perjanjian LamaAllah berbicara langsung melalui nabi-nabiNya (Nabi adalah orang yang dipilih Tuhan langsung; hampir tidak ada kemungkinan penyesatan karena nabi yang bersalah harus dihukum mati) (Ul. 18:20).
Saat ini, banyak orang memakai nama Tuhan dengan sembarangan (“Tuhan berbicara“) di dalam pelayanannya, untuk kepentingannya sendiri, padahal Tuhan tidak “berbicara“ (Tuhan tidak berkenan). Oleh karena itu kita harus menguji segala sesuatu sehingga kita tidak disesatkan. Kalau kita dekat dengan Firman Tuhan, kita akan dapat mengetahui apakah sesuatu itu dari Tuhan atau tidak.
Tuhan itu baik, tetapi bukan berarti kita dapat mempermainkan Dia.
2.
Zaman Perjanjian BaruAllah berbicara langsung melalui anakNya (karena Kristus adalah Allah sendiri maka di sini tidak ada penyesatan). Kebenaran adalah Kristus. Yesus berkata “Akulah jalan, kebenaran dan hidup”.
3.
Zaman Anugerah (Mark. 12:24)Allah berbicara melalui Roh Kudus dan Firman dengan memakai hamba-hamba Tuhan. (Di sinilah masa yang sangat rawan untuk penyesatan).
Didalam zaman anugerah ini, kalau berbicara mengenai Roh Kudus dan Firman, bukanlah Firman yang murni tetapi sudah bercampur dengan penafsiran. Penafsiran seseorang mengenai suatu ayat, berbeda dengan penafsiran orang lain untuk ayat yang sama. Contoh : ada ayat yang mengatakan “lebih mudah seekor unta untuk masuk melalui lobang jarum dari pada orang kaya masuk sorga“. Ada yang berkata bahwa lobang jarum itu adalah sebuah pintu gerbang di Yerusalem, yang hanya dibuka pada waktu malam. Pintu ini lebih pendek, oleh sebab itu barang-barang yang diletakkan di atas badan unta harus diturunkan dahulu sehingga unta itu bisa masuk. Ada yang mengatakan bahwa pintu itu tidak ada di Yerusalem sehingga menafsirkan bahwa itu adalah sebuah peribahasa yang berarti bahwa adalah sesuatu hal yang hampir tidak mungkin.
Penyesatan dimulai karena :
a.
Kemampuan mengerti Firman. (1 Kor. 12:31).Ini adalah kemampuan untuk mengerti, memahami, kedisiplinan untuk tidak mempergunakan Firman sesuai dengan apa yang kita mau. Banyak orang memakai Firman untuk membela pandangan-pandangannya. Banyak orang yang memakai Firman, akhirnya bukan Firman yang mengendalikannya, tetapi ia yang mengendalikan Firman. Untuk dapat mengerti Firman, ada dua hal, yaitu kemauan dan kerajinan. Paulus ingatkan kepada jemaat di Korintus, bahwa kita harus berusaha. Dasar utama bagi orang yang mau melayani Tuhan adalah membaca Firman Tuhan. Jadi kemampuan mengerti Firman awalnya dari kemauan tetapi juga harus ada kerajinan. Sehingga kita tidak dapat disesatkan.
b.
Kemampuan mengenal Allah.Alkitab berkata “kamu sesat karena kamu tidak mengerti kitab suci dan kuasa Allah”.
c.
Ketulusan hati dan kejujuran untuk menyatakan suara dan kehendak Allah.Kadangkala kita mau Firman Tuhan itu menyetujui semua pandangan kita. Firman Tuhan itu seperti pedang bermata dua. Jangan biarkan kita memakai Firman untuk membela pandangan-pandangan kita, tetapi biarlah Firman Tuhan itu menyucikan hidup kita terus menerus.

III.
JENIS-JENIS AJARAN SESAT
1.
Secara sengaja
a.
Nabi palsu(Mat. 7:15-20).Kelihatan sekali penyimpangannya sehingga kita sangat mudah untuk mengenalinya.
-
Menyamar.Mirip, tetapi kalau kita rajin memperhatikan dan mempelajari pasti akan terlihat perbedaannnya.
-
Tidak menghasilkan buah yang baik.Awalnya kelihatannya baik/sama, tetapi kemudian akan menjadi masalah.
b.
Ajaran adat istiadat (Mat. 15:6-9).
-
Ikatan adat istiadat turun temurun (1 Tim. 1:3-4).Banyak orang yang mencampurkan adat istidat dengan iman Kristen. Waktu Belanda menyebarkan kekristenan di Indonesia, kepentingannya bukan untuk beriman, tetapi agar supaya bisa diajar untuk taat, sopan dan tunduk kepada pemerintah. Yang penting menjadi Kristen.
Bagi orang Kristen, kita tidak boleh :
-
Menghormati orang mati lebih dari orang hidup
-
Berhubungan dengan dunia orang mati
-
Percaya kepada hal-hal yang tidak berhubungan, karena Kekristenan mengajarkan akal sehat.
-
Ajaran takhayul-takhayul Kristen(1 Tim. 4:7).Bertahun-tahun di dalam masyarakat, orang percaya takhayul-takhayul dan dongeng-dongeng.
2.
Tidak sengaja
a.
Terpengaruh (Ul. 18:9).Karena terpengaruh lingkungan sekitar sehingga ikut-ikutan ajaran tersebut.
b.
Tertarik dengan cara hidup (Ams. 24:1; 19).Ada dua, pertama melihat orang dunia yang menyembah “allah”-nya, hidupnya lebih mudah sehingga kita terpengaruh cara hidup mereka. Atau yang kedua, kita melihat orang dunia itu punya sifat yang baik, penampilan yang “baik”. Tetapi ingat, penipu itu awalnya datangnya baik, karena iblis menyamar sebagai malaikat terang. Alkitab berkata dari buahnya bukan dari penampilannya. Penampilan tidak sama dengan buah.
c.
Kagum akan mujizat (Mat. 24:24).Ajaran sesat itu seringkali daya tarik utamanya adalah mujizat. Kelihatannya hebat/dahsyat tetapi sebenarnya kita tahu ada sesuatu yang lain.

IV.
BERKEMBANGNYA AJARAN SESAT
Pertanyaannya: Mengapa Allah tidak menghalaukan ajaran sesat?
1.
Konsekuensi ‘kuasa’ dalam diri manusia(Kej. 1:26) -> kehendak bebas.Waktu Allah menciptakan manusia, Allah memberikan kuasa yaitu kehendak bebas. Oleh sebab itu Allah kadangkala tidak bisa langsung membunuh/mematikan orang yang tidak menyukaiNya.
2.
Agar jangan ‘gandum’ turut tercabut(Mat. 13:25-30).Allah tidak menghalaukan ajaran sesat, karena agar ‘gandum’ (orang benar) tidak ikut tercabut.
3.
Agar terlihat perbedaannya.Allah tidak menghalaukan ajaran sesat, supaya terlihat perbedaannya. Di tengah-tengah orang jahat, justru akan kelihatan orang-orang yang hidup benar. Kita akan tahu “apa itu mengasihi Tuhan“, waktu kita melewati masa-masa yang sukar.

V.
TUJUAN PENYESATAN
1.
Keuntungan pribadi: materi, kemuliaan, hal-hal kedagingan.Hal-hal yang bersifat, materi, kemuliaan diri, dan hal-hal yang mengarah kepada kedagingan.
2.
Menyatakan bahwa kita “lebih baik”, ajaran kita lebih benar, karena langsung dari Tuhan. Sebenarnya kebenaran itu saling melengkapi. Karena kebenaran yang sejati hanya Tuhan. Kalau kita benar bukan karena orang lain salah, tetapi harus saling mendukung dan melengkapi. Kalau kita menyatakan yang paling baik, kita sesat.
3.
Meruntuhkan iman.Karena kalau iman kita goncang, kita akan hancur, tetapi kalau iman kita kuat, kita akan tegar.
4.
Memisahkan kita dari kebenaran.Alkitab berkata, jika kita tahu kebenaran, maka kebenaran itu akan memerdekakan kita.

VI.
PENUTUPDengan tetap tekun mempelajari firman Tuhan dan hidup dalam iman serta tidak menjauhkan diri dari ibadah universal (kebersamaan, bukan hanya kelompok kita/exclusive), kita jauh dari segala ajaran sesat.
Dasarnya adalah Firman Tuhan, setelah kita dengar Firman Tuhan kita harus hidup dalam iman, rajin beribadah agar bisa saling melengkapi dan mendorong, sehingga akhirnya hidup kita akan semakin bertumbuh.(dan/em)
Pdt. Gilbert Lumoindong




Ajaran Sesat #3
AJARAN SESAT DALAM FIRMAN TUHAN
Bilangan 33:50-56
I.
PENDAHULUAN
Ayat 52 sebenarnya merupakan dasar mengapa persoalan Israel dan Palestina belum juga selesai, karena Palestina merasa Israel bukanlah bangsa asli dari tanah dimana mereka tinggal sekarang, tetapi mereka beranggapan bahwa bangsa Israel sebenarnya datangnya dari Mesir. Mereka lupa bahwa sebenarnya bangsa Israel sebelumnya berada di tanah Kanaan itu. Ingat, ketika Yusuf menjadi penguasa di Mesir, terjadilah 7 tahun kelaparan di seluruh dunia sehingga Yakub dan keturunannya pindah ke Mesir. Dan dalam Keluaran dikisahkan setelah Yusuf meninggal, bangkitlah seorang raja baru yang memerintah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. Disini terjadilah penghancuran sejarah. Cerita tentang Yusuf dihilangkan sehingga orang tidak tahu menahu lagi cerita tentang bangsa Israel. Mereka hanya mengetahui bahwa jumlah bangsa Israel sangat banyak di Mesir sehingga mereka menindas bangsa Israel. Kemudian Tuhan membawa keluar bangsa Israel dari tanah Mesir masuk ke tanah Kanaan. Mengapa? Karena bangsa Israel memang berasal dari tanah Kanaan.
Allah berfirman kepada Musa jika tiba di Kanaan haruslah menghalau semua penduduk negeri itu. Artinya, di tanah Kanaan sudah ada penduduk. Dan Allah berfirman bahwa penduduk ini harus dihalau. Dari kalimat Tuhan di ayat 52 ini sebenarnya dapat diketahui ciri dari bangsa tersebut. Mereka itu adalah penyembah berhala.
Bukit pengorbanan adalah tempat mereka mengorbankan anak laki tertua atau anak perempuan paling kecil. Jadi tanah Kanaan tersebut sudah berlumuran darah.
Oleh sebab itu Allah memerintahkan Musa untuk membinasakan segala berhala dan memusnahkan segala bukit pengorbanan dan menghalau semua penduduk negeri. Tetapi jika Musa tidak menghalaunya maka Allah akan melakukan kepada bangsa Israel seperti yang dirancangkan untuk bangsa itu.
Muncul pendapat, kalau begitu Allah Perjanjian Lama berbeda dengan Allah Perjanjian Baru.
Allah Perjanjian Baru mengajarkan kasih tetapi mengapa Allah Perjanjian Lama kesannya agak “preman” karena memerintahkan untuk menumpas, menghalau, menghabisi.
Ingat, kita menyembah satu Allah. Dia tidak pernah berubah dahulu, sekarang sampai selama-lamanya. Dia tetap Allah yang sama:
1.
Sama-sama Allah yang menekankan kekudusan
2.
Sama-sama Allah yang tegascontoh: kalau tangan kananmu menyesatkan kamu, potong; kalau matamu menyesatkan kamu, cungkil; pergaulan yang buruk menghancurkan kebiasan yang baik, keluarlah kamu dari tengah-tengah mereka.
3.
Sama-sama Allah yang penuh kasihMeskipun harus dengan menghalau, menumpas dan menghabisi.
Ingat, Allah memilih suatu bangsa karena Allah sedang mencari garis kekudusan (line of holiness). Mengapa? Karena Allah mau menjadi sama dengan manusia maka Allah perlu meminjam rahim dan rahim ini haruslah rahim yang kudus dan berasal dari line of holiness.
Karena itu apa yang Allah harus perbuat?
Allah harus masuk kedalam sistem/hukum.
Sebagai bangsa pilihan Allah tentulah enak tetapi sangat berat karena berlaku hukum yang tahu banyak akan dituntut banyak.
Contoh Musa, dia diberi banyak tetapi juga dituntut banyak. Ketika Musa emosi dan marah walaupun yang dipukul adalah batu, tetapi Tuhan menghukumnya. Karena Musa melanggar kekudusan Allah maka Musa tidak boleh masuk ke tanah Kanaan.
Walaupun berat tetapi Tuhan tetap memilih bangsa (Israel) karena dari bangsa ini Tuhan harus memilih suku (Yehuda). Dari suku, Tuhan harus memilih keluarga (Yusuf dan Maria) dan dari keluarga ini lahirlah Kristus. Rahim Maria yang diambil untuk melahirkan Kristus adalah rahim yang kudus. Sehingga harus berjalan dalam kekudusan, ketegasan dan penuh kasih. Dari sinilah Injil akan kembali berlaku universal. Dari Universal, manusia jatuh dalam dosa, kemudian ada bangsa pilihan, suku pilihan dan keluarga yang dipilih kemudian lahirlah Kristus. Dan dalam Kristus, Roma 8:1 katakan, kita bebas dari hukuman.
Makanya dalam Kisah Rasul, persoalan Paulus dan Petrus adalah bahwa sekarang Injil terbuka bukan hanya untuk orang Yahudi tetapi bagi bangsa-bangsa. Itu sebabnya bukan Allahnya yang berubah, Dia tetap sama, tegas dan penuh kasih, tetapi programnya untuk mengerjakan line of holiness. Allah menjadi sama dengan manusia melalui Kristus.
Line of holiness:
Allah \/
sistem/hukum
Bangsa (Israel) \/
dituntut banyak
Suku \/
Yehuda
Keluarga \/
Yusuf dan Maria; menjaga kekudusan
Lahir Kristus \/

Sudah selesai

Setelah Kristus lahir, di atas kayu salib Yesus berkata sudah selesai. Berarti program line of holiness sudah selesai dengan sukses sehingga sekarang barangsiapa yang ada di dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru, yang lama telah berlalu dan yang baru telah terbit.
Tujuan Tuhan mengijinkan penumpasan bukan supaya terjadi kebinasaan tetapi untuk keselamatan karena dalam Perjanjian Lama dikatakan bukan kematian orang fasik yang dikehendaki tetapi pertobatannya. Tuhan memberi kesempatan karena Tuhan mencintai umatNya dan Tuhan peduli jangan sampai umatNya tersesat (ayat 55), karena Tuhan ingin mengingatkan bahwa iblis itu licik. Jika tidak segera terjadi penumpasan maka cara hidup mereka akan menghacurkan kebiasaan yang baik.

II.
AJARAN-AJARAN SESAT
Ajaran-ajaran sesat yang ada didalam sejarah bangsa umat Tuhan, yang selalu berulang sampai hari ini, dan seluruh ciri ajaran sesat dibagi dalam 3 kelompok besar. Cara kerja iblis dari zaman Adam dan Hawa sampai sekarang selalu sama.
1.
Sinkritisme (Pencampuran ajaran-ajaran) (Ul. 7:1-7; Kis 8:13-22)
Sinkritisme bukanlah doa bersama seperti yang sering terjadi hari-hari ini. Tetapi sinkritisme adalah pencampur adukkan ajaran-ajaran. Salah satu ajaran sesat yang Tuhan jauhkan dan jaga dari bangsa Israel yaitu sinkritisme.
Ada ajaran yang mengajarkan kepada umatnya bahwa Yesus memberikan tenaga dan kuasa kepada murid-muridNya, jadi Yesus adalah guru tenaga dalam pertama. Dan kalau Yesus masih hidup di dunia sampai sekarang pasti akan mengajarkan yoga. Dan ajaran ini tetap menghimbau umatnya untuk tetap ke gereja setiap hari minggu. Ajaran yang mengerikan karena semua ajaran dicampur adukkan.
Dalam Ulangan 7 jelas Tuhan berkata harus ada ketegasan, tidak bisa dicampur adukkan, tidak ada kompromi hanya demi menghindari masalah.
Ketika Belanda masuk ke Indonesia, supaya gereja bisa berdiri maka dicampur adukkanlah agama Kristen dengan adat istiadat/kebudayaan setempat.
Bukan berarti agama tidak boleh disatukan dengan kebudayaan, tetapi kita harus melihat budaya yang bagaimana. Kalau budaya itu akar dari agama dan iman maka hal itu berbahaya.
Contoh: Seorang anak di Amerika memanggil ayahnya dengan sebutan namanya, ini adalah budaya. Sekarang jika kita menjadi Kristen karena misionaris Amerika, apakah kita juga harus seperti mereka memanggil ayah kita dengan namanya?
Ada juga tarian-tarian tertentu yang merupakan penyembahan berhala tetapi dipakai dalam tata ibadah di gereja, sehingga kedengarannya meng-Indonesia-kan agama Kristen. Jelas tidak mungkin hadirat Tuhan akan turun.
Yang kita terima haruslah imannya tetapi bebaskan dari budaya.
Tanpa kita sadari kita sering berpikiran bahwa ajaran sesat adalah ajaran yang menyeramkan padahal kadangkala didalam apa yang kita percayai dan kita ikuti sendiri sudah ada unsur kesesatannya karena tidak ada garis tegasnya, sudah bercampur dengan ajaran-ajaran. Ingat, Tuhan itu tegas demikian juga iman Kristen harus tegas.
Paulus dalam Kisah Rasul 8:13-22 menegaskan bahwa sikap sinkritisme haruslah bertobat. Simon, walaupun sudah dibaptis tetapi pola pikir penyembahan berhalanya masih tetap ada, ini yang disebut sebagai sinkritisme. Mulainya dari hal-hal kecil seperti takhayul-takhayul.
Hal-hal yang harus dijaga:
a.
Hubungan dengan kuburan-kuburan(Mat 8:28; Luk 24:5-6)Jangan punya kebiasaan ke kuburan seperti pada hari-hari raya
b.
Hubungan dengan arwah-arwah orang mati(Yes 8:19-22)Yesus berkata biarlah orang mati menguburkan orang mati
Bangsa yang meminta pertolongan kepada paranormal akan mengalami banyak masalah.
c.
Hubungan dengan patung-patung(Yer 8:19)Alkitab katakan patung-patung itu punya mata tetapi tidak bisa melihat, punya tangan tetapi tidak bisa menolong, punya kaki tetapi tidak bisa melangkah.
->bandingkan point a,b,c diatas dengan I Pet 2:2, Tuhan ingin ajaran yang murni dan rohani, tegas dan kudus dan tidak bercampur dengan ajaran-ajaran lain.
->Contoh: Sai Baba dan ilmu-ilmu yang berkembang, yang berlaku untuk semua agama.
Timbul istilah agama itu makanan dan ilmu-ilmu itu suplemennya. Makanan pakai suplemen adalah bagus tetapi kalau agama memakai suplemen jadinya kacau. Agama itu tidak perlu ditambah tetapi diperlukan komitmen.
Biasanya munculnya pada:
A.
Orang-orang yang belum sungguh-sungguh berakar (Kol 2:6-7)Sehingga mudah terpengaruh dan tertipu
B.
Orang yang sengaja mencampur adukkanDia mau masuk Kristen tetapi masih mempunyai kebiasaan tertentu yang belum berani dilepaskan. Jadi diambil saja ajaran-ajaran yang bagusnya.
C.
Orang yang takut menyampaikan kebenaran (Ul 13:10; Yeh 13:9-12)Karena kalau langsung berani menyatakan keberanian takut tidak bisa diterima sehingga akhirnya timbul kompromi.(em)

Ajaran Sesat #4
AJARAN SESAT DALAM FIRMAN TUHAN
Amsal 19:2-3
Sambungan…
I.
PENDAHULUAN
Orang yang rajin, aktif dan sibuk dalam pelayanan, tidak selamanya baik. Dalam ayat ini tegas dikatakan bahwa tanpa pengetahuan, maka kerajinanpun tidak baik. Yang dimaksudkan dengan pengetahuan di sini adalah pengetahuan tentang kebenaran dan hidup di dalamnya. Sehingga kebenaran itu akan memerdekakan kita. (band. Yoh. 8:31-32).
Alkitab berkata “orang yang tergesa-gesa, akan salah langkah“. Tergesa-gesa artinya adalah berbuat sesuatu tanpa perencanaan atau di dalam istilah kekristenan disebut tanpa mengerti kehendak Allah. Jadi orang yang berbuat sesuatu di dalam Tuhan, walaupun rajin, aktif dan sibuk, tetapi tanpa pengetahuan tentang kebenaran, akan cenderung tergesa-gesa (tanpa perencanaan yang matang/tanpa mengerti kehendak Allah), sehingga akibatnya akan salah melangkah.
Dalam ayat 3, dikatakan “kebodohan menyesatkan jalan orang“. Bodoh adalah orang yang tidak mempunyai pengetahuan. Hidup di dalam kebodohan adalah hasil dari mengerjakan sesuatu dengan tergesa-gesa karena tanpa pengetahuan yang benar. Alkitab berkata bahwa orang yang mendengar tetapi tidak melakukan, dia sama seperti orang bodoh. Jadi orang bodoh adalah orang yang mendengar tetapi tidak melakukan. Mungkin orang itu rajin tetapi dia tidak mau hidup di dalam Firman Tuhan. Orang bodoh jika tidak mau bertobat, jalannya akan menjadi sesat sehingga akhirnya menjadi kecewa.
Jadi yang membuat orang menjadi kecewa dan sesat adalah kebodohan.
Allah adalah Allah yang baik. Bukti dari kebaikan Allah adalah :
1.
Dia tidak pernah mengecewakan kita
2.
Dia tidak mengijinkan pencobaan melebihi kekuatan kita.
3.
Dia tidak pernah meninggalkan kita. Dia bersama kita karena Dia adalah Allah Imanuel.

II.
AJARAN-AJARAN SESAT
1.
Sinkritisme (Pencampuran ajaran-ajaran) (Ul. 7:1-7; Kis 8:13-22)
2.
Gnostik (Yunani, Gnosis: Pengetahuan) (1 Korintus 1:18-25, 2 Korintus 10:5)
Dalam ayat 19 dikatakan bahwa “Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan“. Ayat ini bukan berarti bahwa kita tidak boleh berhikmat dan bijaksana, tetapi maksud ayat ini adalah bahwa Tuhan akan membinasakan dan melenyapkan orang-orang yang karena merasa berhikmat, melupakan ajaran Tuhan dan menganggap dirinya adalah Tuhan.
Dalam ayat 21 dikatakan “kebodohan pemberitaan Injil”. Dalam bahasa Inggris disebut “the simplicity of the preaching the gospel“. Simplicity adalah kesederhanaan. Jadi iman itu adalah sesuatu yang sederhana. Ketika kita tunduk dan taat kepada Tuhan serta kita percaya kepada FirmanNya, maka Dia tidak akan mengecewakan kita, Dia akan mengangkat kita “naik” di dalam hidup ini. Hidup Kristen itu sederhana, jika kita sudah bertobat dan pegang Firman Tuhan sungguh-sungguh, Allah tidak akan mempermalukan kita.
Dalam 2 Kor. 10:5 dikatakan “Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,”.
Iman bukan berarti “tidak pakai otak”. Kekristenan tidak mengajarkan supaya siapa yang ikut Yesus harus menjadi orang yang aneh. Tetapi beriman itu berarti “pakai otak”, tetapi otak yang diterangi oleh Firman Tuhan. Oleh karena itu kita harus menaklukkan segala pikiran kita kepada Kristus. Karena kalau kita tidak menaklukkan pikiran kepada Kristus, kita akan cenderung menjadi orang yang angkuh, yang tidak mau belajar dan tidak mau mengenal Allah.
Gnostik adalah sebutan bagi “aliran kepercayaan” di abad ke dua yang dipelopori oleh Valentinus & Basilides. Ajaran ini mengajarkan bahwa asal dunia adalah malaikat yang frustasi karena tidak dapat mengenal Allah dan tidak dapat bersekutu dengan Allah, sehingga karena rasa frustrasi itu ia dibuang dari alam terang kemudian menjadi zat. Zat ini yang ada di dunia saat ini, bukanlah Tuhan. Tuhan itu jauh di atas, dan tidak ada hubungannya dengan kita.
-> Contoh-contoh di abad sekarang: Pandangan Yin & Yang; New Age.
Ajaran Yin & Yang mengajarkan bahwa di dalam gelap ada terangnya, dan di dalam terang, ada gelapnya. Sejahat-jahatnya orang, pasti ada kebaikannya dan sebaik-baiknya orang, pasti ada jahatnya. Sampai di sini kalau kita pikirkan, memang masuk akal. Tetapi kalau diteruskan, maka akan sampai kepada pandangan bahwa sejahat-jahatnya setan, pasti ada baiknya dan sebaik-baiknya Tuhan, ada jahatnya.
Sedangkan pandangan dalam new age, adalah pandangan yang menekankan tentang ilmu pengetahuan. Jadi segala sesuatu harus dengan logika.
Ciri-ciri Gnostik:
a.
Segala sesuatu harus masuk akal.Kadangkala kita punya iman Thomas (iman gnostik). Iman gnostik adalah iman yang harus melihat dahulu baru bisa percaya.
b.
Allah Perjanjian Lama & Perjanjian Baru berbeda.Ada banyak ajaran yang mengajarkan agar kita tidak usah belajar mengenai perjanjian lama karena Allah perjanjian lama berbeda dengan Yesus. Padahal Allah itu selalu sama, Dia konsisten dan selalu tegas dalam hal apapun.
c.
Terang dan materi tidak dapat berjalan bersama-sama.Artinya kalau kita hidup di dalam terang, kita tidak mungkin bisa diberkati. Karena kalau kita mau diberkati, kita tidak boleh terlalu jujur. Pandangan ini yang membuat orang kompromi dengan dosa. Kalau kita butuh materi, kita harus berani memisahkan diri dari terang. Bahayanya adalah pada akhirnya dalam pandangan ini, kita mulai beranggapan bahwa sekali selamat tetap selamat. Tuhan melihat hati bukan melihat perbuatan kita. Kalau kita tidak melihat ajaran ini secara global (secara menyeluruh) maka kita mungkin akan beranggapan bahwa ajaran ini benar.
Tetapi Alkitab mengajarkan kalau kita hidup di dalam kebenaran, maka kebenaran itu yang akan memerdekakan kita sehingga kita bisa diberkati berlimpah-limpah. Apa yang tidak kita pikirkan, itu yang Tuhan sediakan bagi kita.
3.
Askese/bertarak (‘menyiksa’ tubuh) (Efesus 2:8-10)
Berdasarkan ayat ini, banyak orang beranggapan bahwa keselamatan itu bukan karena perbuatan kita. Jika kita beriman, pasti masuk surga. Tetapi seringkali kita lupa bahwa dalam Yakobus dikatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Jadi beriman itu bukan sebuah “proklamasi”. Tetapi beriman itu identifikasi. Orang lain akan melihat bahwa kita orang beriman/anak Tuhan dari perbuatan kita, cara bicara, cara berpakaian, dll.
Jadi bukan karena menyiksa tubuh sehingga menjadikan kita beriman tetapi karena kasih karunia kita diselamatkan oleh iman. Dan melalui perbuatan kita, maka orang bisa melihat kita iman kita.
Munculnya ajaran ini:
a.
Terang itu baik, materi itu jahat.Ajaran ini beranggapan bahwa kalau kita masih mencari uang/pakai perhiasan yang malah-mahal, dll berarti kita masih terikat dengan roh dunia. Sebaliknya, jika kita hidup menderita, maka kita akan dimuliakan.
b.
Penyangkalan diri.Artinya menolak segala sesuatu yang bersifat kesenangan. Padahal Paulus sedang mengajarkan penyangkalan diri yang berbeda yaitu jika kita punya sifat-sifat duniawi, itu harus dibuang.
c.
Yang diberi mahkota adalah yang menjalankan sahid.Artinya hanya orang yang mati/dibunuh karena pelayananlah yang akan menerima mahkota.
d.
Melupakan ‘kemerdekaan’ (Gal. 5:1-3; 13; 1 Kor. 10:23-26).Ajaran ini melupakan kemerdekaan, padahal di dalam Kristus, kita adalah orang-orang merdeka. Tetapi janganlah kita mempergunakan kemerdekaan itu untuk hidup didalam dosa. Tetapi kalau memang materi itu berkat, harus kita terima. Tetapi jangan dibalik, bukan berarti bahwa orang yang kaya itu pasti diberkati.
Penderitaan dan kekayaan, tidak ada hubungannya dengan iman kita. Kalau kita beriman, apapun yang Tuhan berikan, kita selalu berkata “saya kaya di dalam Kristus“.
Dalam 1 Kor. 10:23-26 dikatakan, bahwa segala sesuatu diperbolehkan, tetapi bukan segala sesuatu membangun. Artinya bahwa kita adalah orang-orang merdeka tetapi di dalam kemerdekaan itu, hendaknya kita harus pandai-pandai untuk memilih mana yang berguna. Dan kalau kita diberkati, hendaknya kita sadar bahwa itu hanya alat supaya kita lebih efektif berbuat sesuatu bagi Tuhan, bukan untuk kepentingan sendiri.
Dalam ajaran ini, ayat-ayat ditafsirkan dengan keliru sehingga beranggapan bahwa hidup Kristen itu harus menyiksa tubuh. Padahal Yesus sudah menggenapi. Yesus berkata bahwa „Aku mati supaya kamu hidup“.
Ajarannya:
a.
Penderitaan tubuh adalah kemuliaan roh.Semakin tubuh menderita, roh semakin mulia. Padahal tidak ada hubungannya sama sekali. Kalau kita menderita ada dua hal. Pertama, karena kesalahan kita. Kalau karena kesalahan kita, kita harus bertobat. Kedua, karena Tuhan ijinkan. Kalau Tuhan ijinkan kita harus setia, karena dibalik penderitaan itu, ada kemuliaan yang akan kita terima.
b.
Yesus yang datang kembali tidak mau disambut dengan kesibukan (band. Maria & Martha).Ajaran ini mengajarkan bahwa waktu Yesus datang kembali, kalau tidak sedang berdoa, maka tidak akan diangkat. Sehingga mereka tidak berani berbuat apa-apa, tidak berani bekerja dan melakukan hal-hal lain.
c.
Kesucian adalah bebasnya jiwa dari keinginan tubuh.Kalau tubuh sudah tidak punya keinginan lagi, maka sudah hidup dalam kesucian. Ajaran ini mengajarkan untuk tidak menikmati hidup lagi. Kita harus belajar dari Paulus, yang mempunyai dua keinginan yang sulit, yang pertama, Paulus ingin mati, karena mati adalah keuntungan agar bisa langsung bertemu dengan Tuhan, tetapi yang kedua, ingin terus di dunia untuk bekerja lebih keras lagi bagi Tuhan.

III.
BAGAIMANA AJARAN SESAT DAPAT MASUK ATAS ORANG PERCAYA
1.
Kalau kita tidak sungguh-sungguh, kita mau yang mudah, gampang-gampang.
Tidak ada jalan mudah untuk iring Yesus. Iring Yesus itu berat dan penuh tantangan. Tetapi Ia tidak pernah meninggalkan kita, karena di waktu yang tepat, kita akan melihat kekuatan dan pertolongan dariNya.
2.
Kalau kita tidak dapat membedakan roh (I Tes. 5:21).
Ujilah segala sesuatu.
3.
Kalau kita mudah tertarik dengan segala sesuatu yang sensasional.
Kadangkala kita tidak mau ikut aturan. Segala sesuatu selalu dihubungan dengan pewahyuan yang baru dari Roh Kudus. Memang, Roh Kudus selalu memberi pewahyuan yang baru tetapi pewahyuan itu tidak akan pernah bertentangan dengan Alkitab.

IV.
PENUTUP
Filipi 2:12-18.
Oleh karena itu kita harus taat, bekerja keras untuk mempertahankan keselamantan, hidup sungguh-sungguh, tidak bersungut-sungut, tidak beraib dan bernoda ditengah-tengah dunia yang bengkok ini sehingga kita bercahaya (dan/em)
Pdt. Gilbert Lumoindong

Ajaran Sesat #5
MENGHADAPI AJARAN SESAT
II Tim. 2:14-26
I.
PENDAHULUAN
2 Timotius 2:14-26 adalah sebagian surat Paulus kepada Timotius mengenai bagaimana menghadapi ajaran sesat, dimana Paulus menekankan satu kata penting yaitu tentang “hati”. Memang di dalam Alkitab Yesus berkata bahwa penyesatan itu harus ada namun kita jangan menghakimi atau memojokkan melainkan kita harus menghadapinya dengan hati yang tulus.

II.
MENJADI ORANG YANG TULUS HATI
1.
Hidup sebagai pekerja yang layak (ay. 15) band. Mat. 25:14-30.Untuk menghadapi ajaran sesat disekitar kita, kita harus punya fokus yang jelas. Fokus kita bukan kepada berkat-berkat yang bombastis, tetapi kepada Yesus. Berkat itu pasti, asalkan hidup kita layak. Adalah hal yang sia-sia jika kita menerima berkat yang besar, tetapi akhirnya masuk neraka.
Dalam Mat. 25:14-30, orang yang mendapat 1 talenta tidak fokus dalam mengembangkan talenta yang ada padanya, tetapi iri kepada yang punya 5 dan 2 talenta. Dalam pelayanan, setiap gereja punya visi masing-masing. Tetapi seringkali kita lihat bahwa suatu gereja bukan mengurus gerejanya dalam mengembangkan visi yang diberikan Tuhan, tetapi mengurus visi gereja lain dalam arti negatif. Dalam ayat 15, Paulus mau menekankan supaya kita menjadi orang yang tulus hati dan menjadi pekerja yang layak.
2.
Menjaga lidah dan pertengkaran (ayat 16).Dalam ayat 16 dikatakan, “Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan”. Di sini Paulus mau menekankan bahwa untuk menjadi orang yang tulus hati, kita harus menjaga lidah
3.
Dikenal Tuhan (ayat 19).Banyak orang mungkin kenal Tuhan, tetapi belum tentu dikenal oleh Tuhan. Supaya kita dikenal oleh Tuhan, kita harus melakukan semua yang diperintahkan Tuhan. Alkitab berkata orang yang menyebut nama Tuhan hendaknya menghindarkan dirinya dari segala kejahatan.
4.
Pelayanan dalam kemuliaan (ayat 20-21).Dalam ayat 20 dikatakan, “…..yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia”. Berarti yang kurang mulia dipakai Tuhan, tetapi tidak suci artinya masih ada hal-hal yang jahat di dalam hidupnya. Tetapi dalam ayat 21 dikatakan, “jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia”. Jadi orang yang tulus hati adalah orang yang menguduskan diri dari hal-hal yang jahat. Karena bukan hanya orang yang berdosa yang perlu bertobat, tetapi orang yang bertobatpun harus bertobat setiap hari. Karena dalam perjalanan hidup, tidak ada orang yang sempurna. Untuk mencapai kesempurnaan sesuai dengan gambar rupa Allah, kita harus selalu bertobat setiap saat. Supaya kita dapat dipakai untuk maksud yang mulia.

III.
MENGENAL KESESATAN (Mark. 12:24)
Sesat dalam kacamata Kristus :
1.
Tidak mengerti Kitab Suci.Artinya ajaran itu bertentangan dengan Firman Tuhan. Oleh karena itu kita harus menguji apakah pengajaran itu benar dari Alkitab, atau bukan, ataupun hanya mengutip ayat sepotong-sepotong.
2.
Tidak hidup dalam kuasa Allah.Artinya tidak punya pengalaman pribadi dengan Kristus. Oleh sebab itu, agar tidak menjadi sasat, pemahaman kita tentang Firman Tuhan serta pengalaman kita dengan Kristus, harus sejalan.

Sesat dalam kacamata manusia:
1.
Tidak sesuai dengan kebiasaan/keinginan.Kadangkala yang dianggap sesat adalah karena lain dari pada kebiasaan dan keinginan kita.
2.
Mengancam keberadaan & pengajaran.Hal ini dianggap sesat karena takut akan menyebabkan perpindahan jemaat. Salah satu contoh dalam Alkitab adalah antara Daud dan Saul. Waktu Daud mulai dikagumi oleh banyak orang, Saul mulai merancangkan untuk membunuh Daud. Saat-saat ini, umat Kristen di Indonesia dihebohkan dengan berita penutupan beberapa tempat ibadah (gereja). Bagi orang Kristen, hal itu hendaknya tidak membuat kita khawatir karena jika Tuhan mengijinkan hal itu terjadi berarti ada maksud Tuhan di dalamnya. Bagi Tuhan, untuk menghukum orang-orang yang melakukannya adalah hal yang sangat mudah. Yang harus kita lakukan adalah berdoa dan menyerahkan segalanya pada Tuhan. Tetapi hal yang justru sangat berbahaya adalah jika sesama kita, sesama orang percaya saling menyerang satu dengan yang lain. Daud tidak takut saat menghadapi Goliat, tetapi Daud justru menjadi bingung ketika menghadapi Saul.
3.
Karena belum dirasakan atau dialami.Sebagai contoh, dalam berbahasa Roh. Pertanyaannya, sebelum dibaptis Roh Kudus dengan tanda berbahasa Roh, bagaimana perasaan kita? Mungkin kita akan merasa aneh. Tetapi waktu kita mengalaminya, kita akan bersukacita dan tidak akan merasa tidak aneh lagi.

IV.
MEMAHAMI CIRI-CIRI DASAR AJARAN SESAT
1.
Sama sekali sesat (band. Gal. 1:6-10).Yang dimaksud dengan sama sekali sesat adalah ajaran yang mengajarkan injil yang berbeda dengan yang sudah kita terima. Untuk ajaran-ajaran ini, dapat dengan mudah kita kenali. Ajaran-ajaran ini sama sekali sesat karena selalu mencari kesenangan manusia. Pandangannya berbeda sekali dengan inti dari Injil. Sedangkan inti dari Injil adalah karena Yesus mati bagi kita sehingga kita hidup adalah karena anugerahNya. Karena itu kita harus berjuang untuk menanggapi anugerah itu, dan kita harus bertahan sampai kesudahannya yaitu sampai akhirnya kita tiba di sorga, Rumah Bapa yang kekal.
2.
Menambah-nambahi (I Tim. 4:1-5).
Ini termasuk bagian dari ajaran sesat tetapi tidak menuntun kita ke neraka melainkan membuat hidup kita di dunia menjadi berat. Yang dimaksud dengan menambah-nambahi adalah :
a.
Keselamatan saja belum cukup (band. Penjahat di sebelah kanan Yesus).Ada aturan-aturan lain yang rumit. Kita tidak bisa masuk sorga kalau kita tidak mentaati aturan-aturan tersebut. Bagi orang Kristen saat ini, kita hidup dalam anugerah “plus”. Plus disini maksudnya adalah kerinduan kita sendiri, yang kalau kita kerjakan, kemuliaan Tuhan dinyatakan dan berkat melimpah.
b.
Hidup Kristen harus menderita.Kalau orang masih melakukan kesenangan, maka orang itu tidak akan masuk sorga.
c.
Kalau kita tidak memiliki salah satu karunia, kita tidak akan masuk surga.Misalnya kalau kita tidak bisa berbahasa Roh, maka kita tidak akan masuk sorga. Paulus mengajarkan bahwa Tabernakel adalah gambaran dari Sorga.





(catatan: Pembagian surga).
Tabernakel Sorga













Di dalam Tabernakel ada halaman, mezbah, kolam pembasuhan, ruangan suci dan ruang maha suci. Orang biasa hanya bisa di halaman. Yang bisa melayani hanyalah imam sesuai dengan undi untuk melayani di ruang suci. Satu tahun satu kali, imam besar harus melayani di ruang maha suci.
Di sorga, Yesus adalah imam besar kita, duduk di sebelah kanan Allah Bapa, dan ada tua-tua yang melayani di mezbah, ada juga yang melayani di ruang suci. Tetapi di halaman, ada jutaan orang dari segala suku bangsa menyembah.
Memang kita belum tiba di sorga, tetapi kita percaya bahwa Tuhan itu adil. Kita tidak akan menyesal. Mahkota kita memang berbeda, tetapi barangsiapa setia dan melakukan semua Firman Tuhan, tujuh mahkota akan tersedia bagi kita.
3.
Mengurang-ngurangi (band. Mal. 1:6-8; 2:7-9).
1.
Kita tidak perlu hidup suci.Ada banyak orang berpikir bahwa kita tidak perlu hidup suci yang penting rajin ke gereja. Yang penting Tuhan tahu bahwa manusia itu banyak kelemahan.
2.
Sekali selamat tetap selamat tetapi dengan penafsiran yang keliru.Ada orang beranggapan bahwa yang penting waktu kecil sudah dibaptis, sehingga apapun yang dibuat, sudah pasti masuk sorga. Tetapi sekali selamat tetap selamat artinya kalau kita sudah bertobat sungguh-sungguh, menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan, maka Tuhan akan memegang hidup kita, sehingga kita tidak akan murtad karena penjagaan Tuhan sempurna dalam hidup kita.
3.
Allah khan mengerti kita.Allah memang mengerti kalau kita tidak berdoa, tetapi bukan berarti Allah akan membiarkan kita. Tetapi kita harus berjuang. Paulus berkata, latihlah dirimu beribadah. Allah mengerti tetapi Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan” (Gal. 6:7)

V.
DAMPAK AJARAN SESAT
1.
Merusak iman (II Tim. 2:18)
a.
Membuat murtad.Kalau sudah tidak punya iman lagi, maka orang akan menjadi murtad.
b.
Tetap kanak-kanak, karena hanya menekankan satu pokok.Padahal ada banyak hal dalam Alkitab yang harus ditekankan dan diajarkan.
c.
Hidup dalam ketakutan.Ada ajaran-ajaran yang menakut-nakuti. Misalnya, kalau kita tidak melakukan sesuatu hal, kita akan dikutuk, dll. Padahal hidup Kristen adalah anugerah, kalau kita melakukan sesuatu adalah karena cinta kita kepada Tuhan.
2.
Menambah malapetaka (Wahyu 22:18)
a.
Ajaran yang memberatkan
b.
“Membuang” berkat yang sudah dijanjikan.
Seharusnya hidup kita bebas dan merdeka, tetapi dalam ajaran ini, hidup kita menjadi tertekan. Alkitab berkata, barangsiapa menambah-nambahi akan ada malapetaka dalam hidupnya.
3.
Mengurangi hak dan berkat (Wahyu 22:19)
a.
Ajaran yang memudahkan.Seharusnya hidup kita diberkati, karena perjuangan kita dalam iman, tetapi ajaran sesat memudahkan sehingga kita tidak perlu berjuang.
b.
Ajaran yang menonjolkan “kekurangan” manusia.Artinya kompromi dengan kekurangan yang ada pada manusia.

VI.
MENANG ATAS AJARAN SESAT (II Tim. 2:14)
1.
Hidup dewasa (I Kor. 13:11-12).Jangan menjadi Kristen kanak-kanak, tetapi jadilah orang Kristen yang mengerti membedakan yang benar dengan yang salah, mana yang Tuhan inginkan dengan yang hanya sekedar kedagingan manusia.
2.
Memiliki pengetahuan yang benar (Filipi 3:10-11).Jangan menjadi orang Kristen yang hanya mau diberkati, tetapi mengenal Dia. Banyak dari kita hanya senang melihat perbuatan tangan Tuhan, tetapi tidak mau melihat isi hati Tuhan.
3.
Selalu bertumbuh (Efesus 4:14-15).Kita jangan hanya bertumbuh dalam berkat tetapi kita bertumbuh di dalam Dia. Artinya kita semakin dekat dengan Tuhan.
4.
Hidup dalam pengalaman pribadi dengan Tuhan (I Yoh. 4:4).Kita harus sadar bahwa kita berasal dari Allah dan Roh yang ada di dalam kita lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia ini sehingga kita tidak mudah disesatkan. Orang yang betul-betul mengalami kasih setia Tuhan, dia tidak akan goncang walau apapun yang terjadi. (dan/em)
Pdt. Gilbert Lumoindong

DASAR IMAN

1. Kebenaran Alkitab.

Hal yang mendorong saya untuk menyelidik kebenaran Alkitab (Bible) itu adalah disebabkan oleh salah satu ayat Quran, iaitu s. Al Maidah 68 yang mengatakan bahawa Alkitab (Taurat dan Injil itu) adalah merupakan Kitab yang benar bagi orang yang beragama dalam kebenaran menurut kehendak Allah.

Ada beberapa ayat dalam Quran yang sering dipergunakan oleh para mubaligh Islam dan termasuk juga saya sendiri pada masa dulu dalam kedudukan saya sebagai mubaligh Islam yang ditafsirkan sebagai bukti bahawa Alkitab (Taurat dan Injil) itu telah dipalsukan atau diubah.

Secara teliti, sekarang saya telah mengerti makna ayat-ayat Quran tersebut dengan benar, sebagaimana juga halnya saya telah mengerti isi Alkitab dengan sewajarnya. Dengan penuh rasa bertanggungjawab dan jujur, saya telah menyelidiki kembali kebenaran yang dimaksudkan oleh ayat-ayat (nats) Quran itu. Akhirnya dapatlah saya memberikan suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Quran s. Al Baqarah 75.

“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka merubahnya setelah mereka memahaminya, sedangkan mereka mengetahui.”

Pada umumnya orang-orang Muslim mengatakan tafsirannya bahawa yang dimaksudkan “segolongan dari mereka” (friqum minhum) itu, adalah ahli kitab (Yahudi/Nasarani) yang telah mengubah firman Tuhan itu, dalam hal ini mereka ertikan mengubah teks Taurat dan Injil (Alkitab/Bible).

Dalam penyelidikan saya, pengertian ayat Quran s. Baqarah 75 ini tidaklah demikian. Yang dimaksudkan “segolongan dari mereka” itu, ialah orang-orang Islam itu sendiri yang berasal dari penganut agama Yahudi/Nasarani, kemudian mereka (segolongan ini) kembali menolak Islam setelah mereka mengetahui apa sebenarnya ajaran Muhammad itu. Mereka dituduh mengubah makna penafsiran Quran itu sendiri, jadi bukanlah Al-Kitab (Taurat/Injil).

Hal ini jelas dapat difahami akan perintah ayat tersebut yang mengatakan: “..apakah kamu (maksudnya: Muhammad, masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu”. “Kamu” atau “kepadamu” di sini jelas dimaksudkan adalah Muhammad.

Tetapi kemudian mereka (orang-orang Yahudi/Nasarani) yang tadinya sudah percaya akan kenabian Muhammad ini, mereka menolak/keluar dari Islam, lalu mereka dituduh mengubah pengertian pendengaran ayat firman Allah (dalam hal ini adalah Quran itu sendiri) yang selanjutnya juga mereka dituduh sebagai orang-orang bodoh, pembual, buta huruf dan sebagainya.

Yang jelas, ayat Quran ini sama sekali tidak ditujukkan kepada ahli kitab (Yahudi/Nasarani) dan juga tidak mengatakan Alkitab (Taurat?Injil) itu yang telah diubah, melainkan Quran itu sendiri.

2. Quran s. Al Baqarah 106.

“Apa saja ayat yang kami hilangkan atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya…”

Perkataan “ayat” yang dihilangkan (dihapuskan) dalam nats Quran s. Al Baqarah ini , juga pada umumnya mereka ertikan (Alkitab/Taurat-Injil).

Tetapi dari beberapa buku tafsiran/terjemahan Quran hampir sependapat mengatakan bahawa “ayat yang dihilangkan/dihapuskan” disini pengertiannya adalah bahawa ada beberapa ayat Quran itu sendiri yang telah dihapuskan. Bahkan menurut buku At-Tadjdid filsuf Islam mengatakan bahawa lima sampai lima ratus ayat-ayat dalam Quran itu telah hilang. Ada juga yang berpendapat bahawa makna “ayat yang dihilangkan” itu, adalah mengenai ke-mukjizatan-an Muhammad ertinya bahawa Muhammad sebagai nabi dan rasul menerima wahyu Allah sudah tidak mendapat kuasa Allah sebagaimana halnya para nabi-nabi sebelumnya, seperti Musa dan Isa Almasih.

Jadi jelaslah pula bahawa maksud nats Quran s. Al Baqarah 106 ini pun tidak mendukung menjadi bukti menolak kebenaran Alkitab sebagai Firman Tuhan yang menjadi dasar kebenaran bagi orang-orang Kristian.

3. Quran s. Al Maidah 13.

“.. kerana mereka melanggar janjinya, kami kutuki mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (firman) Allah dari tempatnya dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) sentiasa akan melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit di antara mereka yang tidak berkhianat”.

Perkataan “mereka” dalam Quran s. Al-Maidah 13 ini biasanya mereka sengaja tambahkan dalam kurungan: (Ahli Kitab) atau (Yahudi/Nasarani) dan hapuskan sedangkan makna kalimat: “Mereka suka mengubah perkataan (Firman) Allah dari tempatnya…”

Mereka ertikan Alkitab atau Taurat/Injil itu sudah diubah dan dihapuskan/diubah kebenarannya. Pada hal yang sebenarnya, ayat ini pun sama halnya dengan Quran s. Al Baqarah 75 adalah juga ditujukkan kepada orang-orang Islam pengikut Muhammad sendiri. Dahulunya memang mereka penganut agama Yahudi/Nasarani, berbalik kembali pada agamanya semula (menolak Islam). Mereka dituduh berkhianat mengubah firman Allah, dalam hal ini Quran itu sendiri yang diubah.

Mereka menolak kebenaran Islam, sesudah mereka mengetahui ajaran Muhammad. Hal ini dapat dibaca dari seluruh hubungan ayat Quran ini mulai ayat 7 - 13. Jadi jelaslah bahawa ayat Quran s. Al Maidah 13 ini pun tidak dapat dijadikan sebagai dalil untuk menolak kebenaran Alkitab.

Masih banyak nats-nats Al-Quran yang sama dengan contoh di atas yang diertikan sebagai menolak kebenaran Alkitab itu, saya memahaminya secara jujur maka dapatlah saya yakin bahawa tidak ada satu ayat pun dalam Quran yang secara tegas mengatakan bahawa Alkitab (Taurat dan Injil) itu telah dipalsukan atau diubah dari kebenaran aslinya.

Pada akhirnya dapatlah saya buat kesimpulan bahawa apa yang Quran katakan dalam s. Al Maidah 68, s. Al Baqarah, As Sajadah 23 dan yang lain, telah saya kemukakan terdahulu dalam kesaksian ini memang benar dan meyakinkan bahawa Alkitab (Taurat-Injil) itu adalah merupakan kebenaran bagi setiap orang yang mahu beragama dalam kebenaran sesuai dengan kehendak Allah.


2. Yesus disebut ”Anak Allah”.

Dalam Injil Yohanes 1:1 dan 14 dikatakan demikian. “ Pada mulanya ada Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, iaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Dalam ayat ini diungkapkan bahawa makna Yesus itu disebut “Anak Allah”, ialah dari hal Firman Allah yang telah menjadi daging (manusia) dalam kelahiran Yesus Kristus.

Dengan lain perkataan juga Yesus dikatakan “Firman yang Hidup” sebagaimana disebutkan dalam 1Yohanes 1. Jadi jelaslah bahawa Yesus disebut Anak Allah, bukanlah bermakna Allah beranak secara biologis sebagaimana sering diertikan orang, bahkan saya pun berpendapat demikian pada mulanya. Firman Allah itu telah dinyatakan di dalam kelahiran Yesus orang Nazaret atau Almasih Isa Ibnu Maryam sebagai manusia.

Pengertian nats Alkitab disaksikan kebenarannya oleh Muhammad sendiri yang mengatakan: “Sa faa innahu Rohullah wa kalimatuhu’- (Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Firman-Nya). Hadis Anas bin Malik-Mutiara halaman 353) Quran A. An Nissa 171 mengatakan: “Innamal Masihu Isa ibn Maryam Rasululahi wa kalimatuhu alqahaa ila maryama wa Rohu, minhu..” (Sesungguhnya Almasiah Isa ibnu Maryam itu, adalah utusan Allah dan Firman-Nya yang ditumpahkannya kepada Maryam dan Roh daripada-Nya).

Mengenai kata “kalimat” atau Firam Allah yang menjadi jasad Yesus ini, Drs. Hasbullah Bakry dalam bukunya yang berjudul; “ Nabi Isa dalam Al-Quran enz” halaman 109 mengatakan: “Nabi Isa disebut sebagai Kalimah Allah (Firman yang Hidup-pen), disebabkan Dia adalah penjelamaan dari pada Firman Allah yang ditujukan kepada Maryam untuk mengandung Nabi Isa”. Kerana itu sekarang saya sama sekali tidak akan ragu lagi untuk mengatakan bahawa Yesus itu “Anak Allah”, iaitu merupakan Firman yang Hidup. Kalau dahulunya saya menyengkal menyebut Yesus itu “Anak Allah”, adalah disebabkan hanya mengerti “anak” di sini secara biologis (secara kemanusiawian).

Nats Al Quran s. Al Ikhlas yang mengatakan: “ Dialah Allah yang Esa .. tidak beranak dan tidak diperanakkan..” yang sering dikemukakan oleh para mubaligh Islam masa itu, sebagai alasan untuk menolak bahawa Allah itu mempunyai anak sebagaimana halnya iman Kristian dengan penyebutan “Yesus Anak Allah”.

Sebenarnya ajaran Kristian dapat menerima sepenuhnya ayat Quran ini, kerana ajaran Kristian sendiri sama sekali tidak pernah mengatakan bahawa “Allah itu punya anak” dalam pengertian secara biologis, yang Al-Quran itu disebut dengan istilah “walad”. Adapun Yesus disebut Allah yang Hidup di dalam Yesus Kristus, bukan dalam pengertian “walad” melainkan dalam pengertian “ibn”.

Dalam masalah ini saya ingin meyakinkan, bahawa tidak ada satu ayat pun dari AlQuran secara tegas menolak ajaran Alkitab di atas mengenai sebutan “Anak Allah” bagi Yesus Kristus. Yang Al Quran tolak adalah jika Yesus dianggap Anak Allah dalam pengertian walad, iaitu secara seksual biologis kemanusiawian.

3. Yesus disebut “Tuhan”.

Kenapa Yesus disebut Tuhan? Sebagaimana sudah saya jelaskan terdahulu, bahawa saya sama sekali tidak sanggup memanggil “Yesus itu Tuhan”. atau mengatakan “Tuhan Yesus”. Kerana sejak kecil saya diajar dan kemudian saya mengajar bahawa “La ilaha illallah” (Tidak ada Tuhan kecuali Allah).

Apakah Yesus disebut Tuhan kerana Dia dilahirkan tidak berbapa? Tidak! Kerana Adam juga dilahirkan tidak berbapa bahkan tidak beribu, Adam tidak pernah disebut “Tuhan” atau apakah kerana Yesus berbuat mukjizat? Ini pun juga tidak.

Kerana Musa pun juga banyak berbuat mukjizat, Musa tidak pernah disebut Tuhan. Apakah disebabkan Yesus dapat menyembuhkan penyakit kusta dan menghidupkan orang mati Dia disebut Tuhan. Ini pun juga tidak. Kerana Elisa pun dapat menyembuhkan orang berpanyakit kusta dan menghidupkan orang mati, Elisa tidak disebut Tuhan, atau apakah Yesus disebut Tuhan, kerana Dia (mikraj) naik ke sorga, Elia pun (mikraj) naik ke sorga, Elia tidak disebut Tuhan.

Kalau begitu, apa sebabnya Yesus itu disebut Tuhan? Saudara hayati sebagaimana yang telah saya uraikan dahulu, iaitu terdapat dalam Injil Yohanes 1:1 dan 14, bahawa Firman telah menjelma jadi manusia”. Kata “menjelma” atau kata dunia apa saja, yang dikaitkan dengan “Allah”, tidak boleh diterjemahkah atau difahami secara kamus atau arti bahasa manusia.

Misalnya, “Allah ada”, manusia juga ada. Kata “ada” yang dikaitkan dnegan Allah berbeza makna pegertiannya dengan kata “ada” yang dikaitkan dengan manusia. ”Ada” bagi Allah, berbeza stukturnya dengan ”ada” bagi manusia. ”Ada” bagi Allah adalah ”ada” dengan sendirinya wujud tanpa dicipta, tetapi ”ada” bagi manusia adalah kerana dia diciptakan.

Begitulah juga halnya dengan kata “menjelma” bagi Allah tidak boleh diterjemahkan atau diertikan kamus bahasa manusia. Menurut kamus bahasa manusia, kalau kucing menjelma jadi gajah, bermakna kucing itu hilang, yang ada hanyalah gajah. Kalau batu menjelma menjadi emas, maka batu itu sudah tidak ada, yang ada hanyalah emas. Semuanya ini adalah pengertian “menjelma” menurut kamus bahasa manusia.

Tetapi kata “menjelama” yang dikaitkan dnegan Allah, tidaklah demikian pengertiannya. Menjelama yang dikaitkan dengan Allah tidak membawa perubahan, kerana Allah itu tidak berubah (Malaekhi 3:6). Allah menjelma jadi manusia, tidaklah bermakna Allah sudah tidak ada, yang ada hanyalah manusia. Pendapat demikian memang tidak benar.

Ingat! Allah itu tidak berubah. Allah menjelma jadi manusia, maka Allah tetap ada dan mausia pun juga ada. Jadi kata “menjelma” kita pergunakan hanyalah merupakan kata analogi, kata yang diserupai saja, diandaikan saja, namun tetap tidak diertikan secara kamus bahasa manusia iaitu bahasa sehari-hari.

Allah menjelma jadi manusia bermakna Allah telah menyatakan diriNya: menyatakan kewujudannya, mewahyukan karyanya dan menyatakan keperibadian-Nya sebagai manusia yang boleh dilihat, dijamah dan berbicara, hal ini di dalam diri Yesus Kristus.

Hal ini dapat kita fahami apa yang diucapkan Yesus. “bahawa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa”. (Yohanes 10:38b) “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30). “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa”. (Yohanes 14:9b). Rasul Paulus mengatakan: “Sebab dalam Dialah (Yesus, pen) berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an.” (Kolose 2:9).

Nats kedua yang menyatakan bahawa Yesus itu “Tuhan”, dapat kita baca dalam Matius 28: 18, Yesus berkata: “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan dibumi.” Rasul Paulus mengatakan: “ Dialah (Yesus,pen) kepala semua pemerintah dan penguasa.” (Kolose 2:10).

Perkataan atau istilah “Tuhan”, dalam bahasa aslinya Yunani adalah: Kyrios. Bahasa Ibrani: Yehova. Bahasa Inggeris Lord, Bahasa Arab Rabb yang kesemuanya itu bermakna “penguasa” Allahu Rabbul ‘alamin, ertinya: Allah Penguasa (Tuhan) semesta alam. “..inallaha ja’ala Yasu’a hadzalladzi shalabtumuhu antum Rabba wa Masichan”.. sesungguhnya Allah telah menjadikan Yesus yang kamu salinkan itu Tuhan dan Kristus”. (A’malul-Rasuli – KPR 2:36).

Di sini jelas ada perbezaan antara istilah “Allah:” dan istilah “Tuhan”. Allah dan Tuhan memang satu. Tidak ada sesuatu apapun yang disebut Tuhan, kecuali hanya Allah. Namun kedua jenis sebutan itu berbeza.

Allah, dalam bahasa Ibrani dikatakan E’loah atau El’ohim bahasa Grika: Theo, Bahasa Inggeris: Lord. Bahasa Arab: Rabb. Bahasa Indonesia: Tuhan. Bermakna: penguasa merupakan fungsi Allah, kewibawaan Allah. Ke-Tuhan-an Allah, atau kewibawaan Allah, dalam Kristologi ada tiga, iaitu: 1). Mencipta, 2). Berfirman, dan 3). Membimbing, memberi taufik dan hidayah.

Ke-Tuhan-an Allah berfirman, dan ke-Tuhan-an Allah membimbing ada di dalam peribadi Yesus Kristus. Dan itulah sebabnya Yesus dikatakan “Firman yang Hidup” dan “Juruselamat”. Yesus sebagai Firman yang Hidup melaksanakan ke-Tuhan-an Allah berfirman dan menyelamat, dan itulah pula sebabnya Yesus dijadikan “Tuhan” oleh Allah. (Kis 2:36, Kolose 2:20)

Alkitab mengatakan: “..dilimpahkan kuasa seluruhnya baik yang dibumi maupun di sorga kepada Yesus.” (bacalah Matius 28:18)! Tuhan Yesus, bermakna bahawa Yesus penguasa, yang berkuasa untuk menyelamatkan dengan sempurna, Yesus Juruselamat kita semua, Firman yang Hidup. Yesus memperingatkan: “ Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6).

Harus dicatat, bahawa yang menjadi halangan saya tidak dapat menyebut Yesus itu Tuhan, adalah kerana saya sudah diajar dan mengajar, bahawa: “La ilaha illallah” (Tidak ada Tuhan, kecuali Allah). Terjemahan ini kurang tepat. Terjemahan yang tepat makna: “La ilaha illallah” itu ialah: “Tidak ada ilah kecuali Allah”.

Jika demikian, maka sama sekali tidak bertantangan dengan Alkitab. Kerana dalam Keluaran 20:3 dikatakan demikian: “Jangan ada padamu Allah (ilah) lain dihadapanKu”. Kerana itu dapat saya tegaskan bahawa ke-Tuhan-an Yesus itu terungkap dalam kesaksian nabi Muhammad yang mengatakan ‘Isa faa innahu Rohullah wa Kalimatuhu’: (Yesus itu sesungguhnya Roh Allah dan Firman-Nya).

3. Kematian dan Kebangkitan Yesus Kristus.

Islam menyangkal kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Quran s.An Nisa 157 mengatakan: “…dan kerana ucapan mereka: ‘sesungguhnya kami telah membunuh Almasih Isa anak Maryam seorang Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, melainkan orang yang diserupakan dengan dia. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih faham tentang (pembunuhan) Isa itu benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.”

Nats Quran ini, dipergunakan pada umumnya oleh para mubaligh Islam termasuk saya sendiri waktu dulu dalam kedudukan saya sebagai seorang mubaligh Islam untuk menolak kebenaran Yesus Kristus itu mati di kayu salib.

Masa itu saya berpendapat bahawa tidak mungkin seorang yang dikasihi Allah yang menjadi rasulNya, Allah tidak memberikan perlindungan kepadaNya, malah membiarkan Isa Almasih (Yesus Kristus) itu mati di atas kayu salib. Apa lagi seperti yang dikatakan oleh orang-orang Kristian bahawa Yesus itu adalah Anak Allah, tidak mungkin Allah tidak memberi perlindungan kepadaNya. Setelah saya yakin bahawa Alkitab itu ditunjang kebenarannya oleh Al-Quran sebagaimana saya telah diilhami dengan ayat Quran s. Al Maidah 68 dan ayat-ayat lain, maka masalah tentang ”kematian Yesus dikayu salib” ini, saya perlu tinjau kembali dan menyelidiki secara jujur, baik apa yang tertulis dalam Quran itu sendiri, maupun apa yang dicatat dalam Alkitab. Maka akhirnya dapatlah saya mengambil suatu kesimpulan yang meyakinkan sebagai berikut:

1. Menurut Al-Quran, ternyata bahawa memang telah terjadi peristiwa “seseorang telah disalib dan mati” tetapi tidak dipastikan siapa yang mati itu. Al-Quran menyangkal bahawa yang mati itu adalah Isa Almasih, atau Yesus Kristus. Ada yang mengatakan bahawa yang disalib dan mati itu adalah Yahuza atau Yudas.

2. Menurut Al-Quran, dikatakan bahawa ada orang memang mengatakan dengan yakin bahawa sesungguhnya mereka telah “membunuh Yesus”. Sekarang saya harus mencari keterangan yang meyakinkan, siapakah sebenarnya yang disalib dan mati itu, Yesus atau orang lain.

Untuk mendapatkan keterangan ini, kita haruslah berusaha mencari bukti suatu dokumen sejarah yang objektif. Hal ini adalah Alkitab, merupakan dokumen yang terbuka yang dapat menjadi bahan informasi. Cerita mengenai kematian Yesus di kayu salib itu, terdapat dalam empat Injil yang masing-masing ditulis oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

Kesaksian dari empat penulis Injil ini adalah merupakan kesaksian mata yang mereka lihat dan alami sendiri. Kalau kita bersandar kepada ketentuan hukum bahawa kesaksian dua atau tiga orang yang melihat sendiri sesuatu peristiwa, sudah cukup bahawa hal itu sebagai hal yang benar secara hukum. (Ulangan 17: 6-7). Sebab itu kesaksian dari empat penulis Injil ini yang mereka masing-masing lihat sendiri tentang kebenarannya terjadi peristiwa Yesus disalib dan mati, adalah merupakan kesaksian yang benar dan sah serta meyakinkan kebenarannya dapat dipercayai, dibandingkan dengan kenyataan Al-Quran atau Muhammad yang ditulis sesudah enam abad (600 tahun) kemudian dengan hanya merupakan dugaan-dugaan yang tidak meyakinkan, kerana memang tidak menyaksikannya sendiri.

Kesaksian yang lain dapat juga ditambah bahawa waktu Yesus dinyatakan mati oleh kepada pasukan, maka Yusuf Arimetea datang kepada Potius Pilatus untuk meminta mayat tersebut untuk dikuburkan. Permintaan itu dibenarkan (Matius 15: 41-46). Seandainya yang diturunkan dari salib itu bukan Yesus, pastilah Yusuf Arimatea menolaknya atau memberikan keterangan ketidak benarannya itu.

Bukti lain lagi, adalah orang-orang Yahudi meminta kepada Pontius Pilatus agar kubur Yesus dijaga. Permintaan itupun ditunaikan. Seandainya yang dikuburkan itu bukan Yesus, tidaklah mungkin orang-orang Yahudi itu menjagai kuburNya itu. Hal ini terjadi, kerana Yesus pernah mengatakan bahawa pada hari ketiga Ia akan bangkit hidup kembali di antara orang mati.

Bukti lain lagi, bahawa jika sekiranya yang disalib itu bukan Yesus, tidaklah mungkin Ia dapat mengeluarkan kata-kata yang penuh kasih sebagai sifat Yesus yang penuh kasih, misalnya: “Bapa ampunilah nmereka sebab mereka tidak tahu apa yang nmereka perbuat” dan kalimat: “sudah genap” (Tetelestai). Ini semua membuktikan bahawa yang mati tersalib itu tidaklah lain daripada Yesus Kristus sendiri.

Dengan demikian, maka sampailah saya kepada kesimpulan yang meyakinkan bahawa “yang disalib dan mati” sperti yang diwartakan dalam Quran s. An Nisaa 157, tidaklah diragukan lagi, iaitu Yesus sendiri bukan orang lain, bukan Jahuza, juga bukan Yudas. Kerana kesaksian mata dari empat penulis Injil itu adalah cukup meyakinkan, sah dan benar. Kebangkitan Yesus diantara orang mati. Megenai peristiwa kebangkitan Yesus dari kematian-Nya, Alquran tidak pernah menyangkal. Menurut Quran, Muhammad menerima wahyu tentang ucapan Yesus demikian: “selamatlah diriku ketika dilahirkan dan ketika mati dan ketika berbangkit kembali hidup.” Quran s. Maryam 33. Teks aslinya. “Wassalamu’ala yauma walidtu wayauma amutu wa yauma ub’asyu hayya.”

Dengan kata “ub’asy hawa” (bangkit hidup kembali) adalah merupakan kehidupan yang nyata (real) sesudah mengalami kematian (amutu) yang nyata pula.

Dengan nets ini dapatlah menyakinkan saya, bahawa Yesus memang telah mengalami kematian. Yesus hidup kembali pada hari ketiga di antara orang mati secara nyata kebangkitan badani yang sudah dipermuliakan (Filipi 3:21), yang dapat dilihat dan dijamah. Kematian Yesus sama sekali tidak ada ertinya jika tidak ada kebangkitan dari kematian.

Sekiranya Yesus yang disalibkan itu mati dan terus mati, maka sia-sialah iman orang Kristian, kerana Tuhannya telah mati. Dan pastilah agama Kristian tidak akan dapat berdiri teguh sampai saat ini kerana memang sudah tidak ada harapan yang dapat diharapkan bagi keselamatan para pengikut-Nya di alam sorgawi.

Kalau Yesus itu mati dan terus mati, dan sekarang pun ada kuburan-Nya untuk apa iman orang Kristian bertuhankan orang mati. Untuk apa orang Kristian dibaptis atas nama orang mati. Untuk apa orang Kristian meminta doa syafaat kepada orang mati. Dan malah tidak masuk akal, kalau sekarang orang-orang Kristian menjadikan orang mati menjadi Juruselamatnya, sedangkan si mati sendiri tidak selamat, dia didalam kubur.

Tetapi kerana kasih Allah, bahawa Yesus disalibkan bukan mati untuk mati, melainkan mati untuk hidup kembali, dan memang hidup selama-lamanya kekal.

Kebangkitan Yesus, hidup kembali diantara orang mati, bukanlah dalam khayalan tetapi memang dalam kenyataan yang dapat dilihat dan disaksikan oleh banyak orang. Kematian dan kebangkitan Yesus adalah merupakan inti dari kesaksian iman gereja sedunia. Kita sekarang memiliki iman yang penuh pengharapan. Kita mempunyai Juruselamat yang hidup selama-lamanya hingga pada kesudahan alam. Kita memiliki iman yang berdasarkan kasih. Kita sudah menjadi waris penerima janji-janji.

Allah bersama-sama dengan Kristus. Menderita bersama dalam kemuliaan bersama-sama dengan Dia. (Roma 8:17). Kerana itu yakinlah bahawa kita sebagai pengikut Kristus akan dibangkitkan dari segala jenis kematian.

Makna salib Kristus bagi kita. Rasul Petrus menuliskan ilhamnya sebagai berikut:

”Sebab adalah kasih kerunia, jika seorang kerana sadar akan kehendak Allah menanggng penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatlah disebut pujian,, jika kamu menderita pukul kerana kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan kerana itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia Allah”.

”Sebab untuk itulah kamu dipanggil, kerana Kristus pun telah menderita untuk kamu, dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya. Ia tidak berbuat dosa, dan tidak ada tipu dalam mulutNya, ketika Ia dicaci-maki. Ia tidak membalas dengan mencaci-maki; ketika Ia menderita. Ia tidak mengancam, tetapi ia menyerahkan kepada Dia yang menghakimi dengan adil”.

”Ia sendiri telah memikul dosa kita didalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetepi sekarang kamu telah kembali kepada gembala pemelihara jiwamu.” (1 petrus 2;12-25). Salib yang dihubungkan dengan peribadi Jesus, adalah merupakan puncak kesengsaraan-Nya.

Mati di kayu salib, bukanlah hal yang diidam-idamkan, meski pun hal itu sesuai dengan rencana Allah. Kerana masalah sengsara Yesus ini sudah dinubuatkan dalam kitab para nabi. (Yesaya 53:1-12). Dan Yesus sendiri telah mengakuinya bahawa nubuat itu akan digenapi dalam dirinya sendiri sebagai hamba Allah yang dimaksudkan oleh nubuat itu.

Itulah sebabnya Yesus menyatakan di saat menghadapi saat sengsara ini, kepada seseorang yang menyertai Yesus yang bersikap untuk mengadakan perlawanan, Ia berkata: “ Masukkan pedang itu kembali kedalam sarungnya, sebab barang siapa menggunakan pedang akan binasa oleh pedang. Astau klamu sangka bahawa Aku tidak dapat berseru kepada Bapaku supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimana akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci yang mengatakan bahawa harus terjadi demikian?” (Matius 26:52-54).

Yesus dihukum salib oleh kerana penguasa iman Yahudi bukanlah disebabkan Dia melakukan sesuatu kejahatan atau berbuat dosa melanggar Hukum Taurat. Dia dihukum oleh penguasa-penguasa iman Yahudi kerana pengajaran-Nya menyelamatkan umat manusia dari kuasa dosa juga kerana Ia mengaku diri-Nya Anak Allah. Mesias, Tuhan Juruselamat.

Dari keterangan di atas maka dapatlah disimpulkan bahawa lambang salib adalah mengingatkan kepada kita setiap penganut Kristian, bahawa Yesus menderita dan telah menjadi korban mati sengsara di kayu salib, kerana pengkuan-Nya untuk menyelamatkan manusia dari kuasa dosa agar manusia mendapat hak hidup yang kekal di alam sorgawi.

Yesus naik ke sorga (mikraj) kenaikan Yesus ke sorga disaksikan oleh kesebelas murid-muridNya di luar kota dekat Betani. (Lukas 24:50).

Mengenai peristiwa kenaikan Yesus ke sorga (mikraj) ini tidak ada penafian dari Quran, malah tercatat dalam Quran s.Ali Imran 55 yang antara lain mengatakan: ‘Idz qalallahu ya Isa inni mutawaffika wa rati’uka..”

Dalam peristiwa kenaikan Yesus ke sorga ini ada dua hal yang perlu kita catat:

1). Amanat Yesus kepada murid-murid-Nya, bahawa juga kepada kita sekalian yang menjadi pengikut-pengikut Kristus dewasa ini, iaitu:
a). Pergilah ke segenap penjuru bumi ini, beritakan Injil keselamatan, menjadikan semua orang jadi murid Yesus.

b). Membaptis mereka atas nama Allah Tritunggal: Bapa dan Anak dan Rohulkudus.

c). Mengajar mereka dengan apa yang diajarkan Yesus, iaitu Kristus khususnya dan Alkitab pada umumnya.

2). Janji Yesus akan memberikan kuasa Rohulkudus kepada murid-muridNya, yang juga bererti kepada kita sekalian yang menjadi murid-murid-Nya atau pengikut-pengikut Kristus hari ini, untuk bersaksi bagi kebenaran Yesus Anak Allah, Firman yang Hidup, dan menyertai kita sekalian untuk selama-lamanya hingga pada kesudahan alam.

Kedatangan Yesus untuk kedua kalinya. Kedatangan Yesus untuk yang kedua kali menjadi hakim yang adil, menghakimi yang hidup dan yang mati. Kedatangan Yesus pada akhir zaman ini untuk menjadi hakim yang adil itupun menjadi kepercayaan bagi umat Islam pada umumnya kerana dalam beberapa hadits Bukhari dan Muslim, masalah ini ada diberitakan.

Antara lain dapat dicatat sebagi berikut:

1. Hadirs Bukhari dari Abu Hurairah, Jilid 11, hal 256: “Kaifa antum idzalabna manyama fikum wa imaamukm min kum.” (Bagaimana halmu, apabila Ibnu Maryam turun jadi imam daripada kamu.).

2. Hadits dari Musnad Imam Ahmad ibd. Hambal, jilid 11, hal 411: “Yu syiku min ‘asya minkum an balqa Isa Ibna maryama imama mahdiya wa hakama ‘adlan.” (Daripadamu akan bertemu dengan Isa ibnu Maryam sebagai imam Mahdi dan Hakim yang adil.

3. Nabi Muhammad sendiri pernah bersumpah untuk meyakinkan bahawa Isa Almasih ibnu Maryam akan datang kembali untuk menjadi Hakim yang Adil. Muhammad berkata: “Wallaha liyunzila ibna maryam hakuman ‘adlan.” (Demi Allah, sesungguhnya akan turun (datang) putra maryam selaku hakim yang adil).

(Hadits Muslim jilid 1, hal 76) Syarahan Hadist ini adalah mengkhabarkan kedatangannua Isa Almasih untuk kedua kalinya kelak (akhir zaman). Perkataan “hakuman” (menjadi hakim), mengisyaratkan bahawa kedatangannya Isa Almasih Jesus Kristus yang kedua kali itu, tidaklah selaku nabi membawa risalah atau syariat agama dengan Quran ataupun Alkitab (Taurat –Injil), yang berlaku sekarang tetapi hanyalah Ia turun menjadi Hakim antara segala hakim-hakim umat ini dengan kitab baru yang dinamakan “Kitab al-hayat” (Wahyu 20: 11-15).

Nats dari Hadits shahih Bukhari-Muslim di atas, dapat dibandingkan dengan Alkitab, Roma 2:16. kerana itu tidak ada alasan yang memberatkan hati saya untuk ragu-ragu menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat peribadi, begitupun untuk menantikan kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali, sebagai Hakim yang adil.

Keselamatan menjadi pengikut Kristus, Quran telah bersaksi sebagai berikut: “Iza qala’llahu ya ‘Isa inni mutawaffika, wa raafi ukailayya wa muthahhiiruka minal ladzina kafaruu wa yaa ‘ilul ladzinat taba’uka fauqal ladzina kafaruu ilaa yaumil giaamaht..” (Ingatlah ketika Allah berkata: “Ya Isa bahawasanya Aku mewafatkan Engkau, mengangkat Engkau kepadaKu, membersihkan Engkau daripada orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikut Engkau diatas daripada mereka yang tidak percaya hingga hari kiamat.”

Jelas, bahawa Quran tersebut bersaksi bahawa pengikut-pengokut Kristus terjamin keselamatannya, dalam hal ini adalah hidup kekal di alam sorgawi, sebagaimana dikatakan oleh Yesus sendiri: “ Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengurtus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum sebab ia sudah pindah dari alam maut ke dalam hidup.’ (Yohanes 5:24).

“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6).

4. Tritunggal.

Sebelum saya menerima pertobatan dalam Yesus Kristus memang masalah ajaran Tritunggal ini menjadi rintangan saya. Bahkan menjadi rintangan banyak orang menerima kepercayaan orang Kristian. Hal ini adalah hanya disebabkan salah mengerti memahami ajaran iman Kristiani ini.

Ajaran dan kebenarannya pengertian “Allah Tritunggal” itu telah saya ketemukan yang sama sekali tidaklah bertentangan makna Tauhid ke-Esa-an Allah itu sendiri. Quran s. Al maidah 73 yang mengatakan: “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan bahawasanya Allah yang ketiga, dari tiga”. (teks aslinya: Laqad kafaral ladzina qaalu innal laha syalisyu syalaasyht..”

Juga Quran s.an Nissa 171c mengatakan: “Janganlah kamu katakan Allah itu Tiga: (wa la taqulu syalasyht). Ayat-ayat Quran ini sering dikemukan oleh saudara-saudara kita yang beragama Islam, termasuk saya sendiri waktu dulu, sebagai bukti untuk menolak fahaman Tritunggal yang dianut oleh iman orang-orang Kristian.

Ayat-ayat Quran ini jelas menolak fahaman Tritheisme (ke-Tiga Allah-an) dan bukanlah menolak fahaman Allah Tritunggal (Trinitas) ajaran imannya orang-orang Kristian. Bagi orang Kristian ayat Quran ini sangat dihargai kerana ajaran Kristian juga menentang setiap faham dalam bentuk Polytheisme dalam mana termasuk faham Tritheisme ini, iaitu fahaman ke-tiga Allah-an. Di samping itu, ajaran Kristian juga menantang fahaman Atheisme Pantheisme.

Alkitab telah menggariskan kepercayaan kepada Allah itu demikian: “ Shema Isreal! Dengarlah olehmu hai Isreal; sesungguhnya Tuhan,Allah kita. Tuhan itu Esa adanya.” Ulangan 6:4. Dalam Kita Yesaya 45:5 dikatakan: “Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain. Kecuali Aku tidak ada Allah.”

Dalam Injil Yohanes 17:3 dikatakan: “Inilah hidup yang kekal itu, iaitu bahawa mereka mengenai Engkau satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” Tidak ada kemungkinan barang sedikit pun, bahawa pengakuan Allah Tritunggal itu, berlawanan dengan ke-Maha Esa-an Allah yang Maha Esa itu, bukanlah bererti Tiga Allah bersatu dalam satu kesatuan, sebagaimana sering ditafsirkan orang.

Rumusan Allah Tritunggal sering ditulis orang dengan angka: 1=3, 3=1, bermakna sebagai berikut: 1=3, iaitu SATU zat Allah, didalam TIGA Qudrat Kuasa Allah, Tiga Qudrat Kuasa Allah itu.

1). Mencipta, 2). Berfirman, dan3). Bertindak, (menolong, membimbing, memberi taufik dan hidayaht). Mencipta, dengan kata lain disebut “Bapa”. Berfirman, dengan kata lain disebut “Anak”. membimbing dengan kata lain disebut “Roh Kudus”. 3=1, iaitu TIGA oknum Ilahi (Bapa, Anak dan Roh Kudus), adalah satu wujud zat Allah yang Maha Esa dan Maha Kuasa.

Uraian lebih lanjut yang dimaksudkan Allah Tritunggal itu dapat dijelaskan lagi sebagai berikut:

1. Allah khalik, dengan kata lain disebut “Bapa” adalah sebagai pencipta semesta alam, (sebanding dengan kata sifat “Qadirun= Berkuasa” dalam ajaran Islam.

2. FIRMAN, dengan kata lain disebut “Anak” yang telah menjadi jasad manusia dalam kelahiran Yesus, sebagai Firman yang Hidup, untuk menyampaikan hukum-hukum Allah, kehendak-kehendak Allah, manyatakan janji-janji Allah, dan lain-lain kepada umat manusia, berbicara dalam bahasa manusia. (Sebanding dengan sifat “Murdun=Berkehendak” dalam ajaran Ilmu Tauhid Islam).

3. ROH ALLAH, dengan kata lain disebut “Roh Kudus”, yang memberi Taufik dan hidayaht, pertolongan dan bimbingan Roh kebenaran) kepada umat yang percaya dan bertakwa kepadaNya. (Sebanding dengan sifat: “Hawun=Hidup” dalam ajaran Islam).

Ketiga unsur di atas ini (Bapa, Anak/Firman dan Roh Kudus) digambarkan masing-masing sebagai oknum/peribadi (sepanjang dengan istilah “sifat” dalam ajaran Islam) adalah Esa dalam wujud zat Allah, yang tidak terpisah dari satu sama lain, sama kuasanya sama kekalnya tidak ada yang terdahulu atau terkemudian di antara satu dengan yang lain.

Bapa, Anak/Firman dan Roh Kudus dapat diucapkan dalam sepatah kata, iaitu: “Allah”. Dalam Alkitab berbahasa Arab dikatakan: “Bismil ulbi wal ibni wal Ruhulqudusi (dengan nama bapa dan Anak dan Rohlkudus). Aba, Ibni, Rohulkudusi=Allah. Dalam bahasa Arab dibaca ringkas: “Bismillah” kata Bismilah ini megandungi unsur ke-Tritungal-an iman Kristiani.

Dengan susunan kalimat bentuk lain masih dapat dijelaskan lagi sebagai berikut:

1. ALLAH disebut “Bapa”, adalah dalam peranan-Nya sebagai alkhalik, pencipta semesta alam, Maha Kuasa. (Qadirun=berkuasa).

2. ALLAH itu juga, disebut “Anak” atau dengan kata lain disebut “Firman” (Yohanes 1: 14), atau “Firman yang Hidup” (1 Yohanes 1:1), adalah dalam peranan-Nya sebagai pemberi amaran/perintah menetapkan hukum, menyatakan kehendak, menyatakan janji-janji Allah kepada umat manusia. Anak atau Firman ini telah menjadi daging dalam rupa manusia, iaitu kelahiran Yesus Kristus (muridun=berkehendak).

3. ALLAH yang itu juga, bukan Allah yang lain, dikatakan “Rohulkudus” atau Roh kebenaran, adalah dalam peranan-Nya sebagai pemberi Taufik dan Hidayah, memimpin orang-orang percaya (Kristian) membawa kepada kebenaran, hidup yang kekal (Hayyun=Hidup). Sebab itu dengan penyebutan “Allah Bapa” atau Allah Anak”, ataupun “Allah Rohulkudus”, tidaklah sama sekali menunjukkan kepada makna jumlah banyaknya Allah, meskipun terjadi tiga kali disebut nama Allah, namun Allah itu tetap hanya Esa (satu) tidak lebih.

Penyebutan yang bebeza, hanyalah sekadar menunjukkan adanya perbezaan peranan-Nya, iaitu:

a). disebut “Bapa” atau “Allah Bapa” adalah sebagai alkhalik, pencipta semesta alam, yang Maha Kuasa (Qadirun).

b). disebut “Anak” adalah sebagai Firman yang hidup, berbicara kepada manusia dalam bahasa manusia (Muridun) berkuasa.

c). disebut “Rohulkudus” adalah sebagai pemberi Taufik dan Hidayaht, pembimbing rohani umat manusia yang percaya, hidup dalam Roh kebenaran (Hayyun). Jadi jelaslah bahawa ke-Maha-Esa-an Allah Tritunggal di dalam iman Kristian, sama sekali tidaklah bererti bertantangan dengan ajaran Tauhid, dan tidak diertikan sebagai satu kesatuan yang terdiri dari beberapa Allah atau beberapa Tuhan, seperti sering disalah tafsirkan orang.

Al-Quran sama sekali tidak menentang atau menolak pengertian Allah Tritunggal iman Kristian ini. Yang ditolak oleh Quran seperti yang disebut dalam Quran Al-Maidah 73 itu, ataupun An Nisaa 171, adalah fahaman ke-Tiga Allah-an atau Tritheisme. Ajaran Kristian pun menolak fahaman Tritheisme atau ke-Tiga Allah-an ini. Sebab itu yakinlah bahawa tidak ada satu ayat pun dalam Al-Quran menentang “Allah Tritunggal” iman Kristian ini.

RENUNGAN HARI INI

PASKAH YANG INDAH 1
Bacaan: Markus 16 : 6 - 7
“tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. (Markus 16:6)

Peristiwa Paskah merupakan bagian yang sangat penting dalam konteks pertumbuhan iman kita. Sebab, peristiwa yang sangat spektakuler tersebut, menyatakan dengan tegas tentang keberadaan Yesus Kristus sebagai Allah. Kebangkitannya pada hari yang ketiga membuktikan bahwa Dialah satu-satunya Tuhan yang berkuasa atas segalanya.
Siapakah diantara manusia yang dapat mengalahkan maut? Adakah tokoh di dunia ini yang mampu bangkit dari kematian. Jawaban pasti adalah tidak ada! Hanya Yesus Kristus yang mampu melakukan semua itu. Dia turun ke dalam kerajaan maut, lalu menglahkannya, sehingga pada hari yang ketiga Dia bangkit dari maut.
Apa yang dapat kita rasakan dari peristiwa sekitar 2000 tahun lalu itu? Adakah seseuatu yang menguatkan kita dengan mengerti dan memahami peristiwa di hari Paskah tersebut? Sebagai orang percaya dan mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, kita pun patut bersukacita. KebangkitanNya mengalahkan kematian merupakan bukti konkrit yang tak perlu diragukan lagi.
Selain itu, kita sebagai orang percaya pun patut bersukacita karena keselamatan yang merupakan janji dari Tuhan Yesus adalah sesuatu yang nyata pula. Asalkan kita mau berjalan dan bertindak dalam koridor yang telah difirmankan, pastilah kita akan meraih janji Allah tersebut.
Jadi, kita tak boleh lagi takut atau ragu-ragu. Kuatkan hati dan iman, percalah selalu, serta setialah dalam kasih dan firman Tuhan, pastilah segala sesuatunya akan dikaruniakanNya kepada kita. Keselamatan yang dijanjikanNya adalah yang terutama. Iman kita harus fokus terhadap hal itu, sehingga dalam bertindak pun kita harus menghindari hal-hal yang tidak berkenan bagi Dia.
Majulah terus dalam Tuhan, dan jadikan Paskah di tahun ini menjadi tonggak pertobatan, yang akan berdampak besar dalam kehidupan saudara. Paskah adalah sebuah peristiwa yang dahsyat, namun penuh keindahan. Sebab, didalamnya Tuhan sendiri yang sedang berkarya. Dia melakukan sesuatu yang sangat berarti bagi kita, yakni keselamatan bagi tiap orang yang setia dan berkenan. Haleluya! (tlt)
Doa:
Ya Allah, ampunilah kami atas segala kesalahan yang kami perbuat. Amin!
PENUAIAN JIWA DI AKHIR ZAMAN SELALU MELIBATKAN KARYA DAN KUASA ROH KUDUS DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA